YOUR HEARTBEAT : BAB 39

1.6K 203 6
                                    

POV Amanda.

Aku berjalan menyusuri jalan yang terik. Nampak dari jauh sudah sepi hanya ada beberapa orang saja , sepertinya kerja bakti telah usai. Arya memintaku memasak yang banyak. Pasti sekarang dia sedang lapar karena habis membersihkan saluran air tadi. Entahlah apa dia sabar menungguku memasak nanti. Aktifitas membersihkan saluran air pasti sangat menguras tenaganya.

"Manda..." teriak mbak Tatik dari kejauhan. Aku menyeka keringatku dan berhenti sebentar. Mbak Tatik berlari menghampiriku. "Ada apa mbak ?" Tanyaku dengan mengerutkan dahi.

"Nih.." mbak Tatik memberikan sesuatu dan aku membukanya. Tercium aroma cocopandan aku membuka tas plastik yang diberikannya "Waah cocopandan cake nih. Makasih yaa mbak"

"Sama-sama. Tadi aku dikasih sama mertuaku. Beliau kan jualan kue Man jadi aku kasih biar kamu bisa icipin" kata mbak Tatik.

"Waahh..kayaknya enak mbak. Nanti kalo cocok aku rekomendasiin deh ke kantornya Mas Arya"

"Makasih ya Manda." Kata mbak Tatik langsung berjalan pergi meninggalkanku.

"Mbak , makasih yaa.." teriakku. Mbak Tatik menoleh dan mengacungkan jempolnya. Aku kembali melanjutkan perjalanan , kulihat para warga sedang duduk sambil merokok. Tak ada Arya disana. Kemana dia ?

"Mas Arya mana Pak ?" Tanyaku pada pak RT yang sedang mencuci tangannya di kran.

"Udah masuk Man , ada mertua kamu datang"

"Mertua ?"

Mama dan papa kesini. Tapi kenapa mama gak ada omongan apa-apa denganku. Apa papa marah sama Arya karena tidak tinggal di apartment lagi denganku. Atau papa marah karena Arya sering bolos ke kantor. Semua pertanyaan berkecamuk di otakku.

"Iyaa Manda , tuh mobilnya" jawab Pak Slamet sambil menunjuk mobil Alphard yang terparkir depan rumah pak Karman.

"Manda..udah sana masuk. Kamu kenapa bengong disitu ?" Teriak Pak Karman.

Aku berjalan masuk ke halaman rumahku. Ada seorang lelaki yang menganggukkan kepalanya menyapaku. Aku membalasnya dengan tersenyum. Kenapa dadaku terasa sesak sekali.

Dengan pelan aku berjalan mendekati rumah. Aku dengar Arya sedang berteriak pada papa. Pasti dia sedang membangkang omongan papa lagi. Aku masuk ke rumah dan mama melihatku dengan perasaan wajah bahagia.

"Mamaaa..." teriakku.. aku menghambur memeluk mama dan mama mencium keningku juga membalas pelukanku.

"Manda..mama kangen banget sama kamu sayang" Aku mengangguk.

"Maah..mahh udah dong biarin Manda duduk dulu. Capek itu habis belanja" kata Papa sambil melirik ke arah Arya.

Aku duduk di antara mama dan papa. Mama mengelus pelan perutku dan menciumnya. "Cucu Oma apa kabar ?" Aku tersenyum. "Udah gerak belum mah cucu kita ?" Tanya papa sambil membelai perutku pelan.

"Belumlah Pah..papa kira anak aku anaknya si Edward beberapa bulan aja udah gerak di kandungan" sambar Arya dengan kesal.

"Hey kamu bisa diam tidak. Papa lagi bicara sama pewaris harta kita ya.." jawab papa sambil memegang perutku. Haha rasanya aku ingin tertawa tapi aku menahannya.

"Perempuan atau laki-laki cucu Papa ?" Tanya papa padaku. Belum sempat aku menjawab , "Nggak usah dijawab Manda , nanti sore kita ke dokter ya. Papa mau lihat langsung cucu papa" ucap papa yang terlihat antusias sekali.

"Boleh boleh mama setuju Pa. Pasti nanti kalo cewek cantik banget. Kalo cowok ganteng. Mamanya aja cantik" kata mama sambil memandangku.

"Jadi maksut mama sama papa kesini itu ngapain sih ?" Arya duduk dan menatap mereka. "Mau mukulin kamu karena kamu bawa menantu dan cucu papa jauh dari kami" teriak papa. Wajahnya berapi-api membuat aku takut.

Your Heartbeat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang