YOUR HEARTBEAT : BAB 54

1.4K 194 17
                                    

Saat aku dan Erlin bercanda , pintu kamar tiba-tiba terbuka. Seorang perempuan cantik datang menghampiri kami.

"Nona , Tuan memanggil Nona di lobi. Silahkan Nona kesana." Katanya. Lobi ? Kenapa Arya memanggil aku kesana. Erlin masih tertegun melihat perempuan yang sedang berdiri di hadapan kami.

"Kamu siapa ?" Tanya Erlin.

"Saya Putri."

Erlin mengernyitkan dahi sambil bicara Putri tapi tanpa suara. Lalu memadang aku yang akupun tak tahu apa arti pandangan itu.

"Mari Nona." Ajaknya padaku. Aku menghela nafas panjang. "Erlin , aku pergi dulu yaa. Nanti aku telpon setelah aku sampai rumah." Kataku.

Erlin mengangguk. Lalu aku mengikuti Putri yang sedang berjalan didepanku. Para penjaga berbadan kekar itu menghadang.

"Maaf nona muda , nona tidak boleh keluar sebelum tuan datang."

Putri lalu memasang wajah garang. "Memangnya kau siapa beraninya kau memerintah nona muda disini ? Minggir , tuan muda sudah menunggu nona." Teriaknya.

"Menunggu ?" Tanya salah satu dari mereka. Lalu meraih ponsel di sakunya dan menghubungi seseorang. Sepertinya dia menghubungi Arya. Tanpa disangka dari belakang mereka , Willy memukul tengkuk mereka dengan balok kayu di tangannya dan mereka jatuh tersungkur. Aku sontak berteriak. Putri meraih tanganku dan membungkamku dengan sapu tangannya. Gerakannya sangat cepat , seperti sudah terlatih. Pandanganku gelap aku pingsan. Lalu tak ingat apapun.

****

POV Arya.

"Ok , meeting cukup sampai disini. Laporkan perkembangan proyek kita ya ."

"Baik Tuan Muda."

Aku berdiri merapikan jasku. "Tuaaann..." teriakan Erlin mengejutkan aku.

"Ada apa ? Kenapa kamu berteriak ?"

"Tuaaann..tuaaann Manda. Mandaa tuaan Manda dibawa lari tuan Willy.." kata Erlin disela-sela isak tangisnya. Aku terkejut. Seketika berlari. Pikiranku campur aduk antara marah , geram dan khawatir. Willy lagi lagi kau membuat aku marah.

Sesampai di depan kamarku , aku terlihat orang-orangku sudah jatuh tersungkur. "Banguuunnn...banguunnn.." teriakku. Aku memasuki kamar dan mencari di setiap sudut kamar. Amanda memang benar-benar tak ada.

"Tu-tuan ma-maaf.."

Dengan geram aku menghajar habis mereka. Entah kenapa rasanya ingin aku lampiaskan kekesalanku pada mereka yang sudah lalai menjaga istriku. "Aryaaa..aryaaa hentikaan." Teriakan papa menghentikanku.

"Hentikaan.. dengan kamu berbuat seperti ini apa bisa membuat Amanda kembali ke tengah-tengah kita. Yang penting sekarang kita cari dimana Willy. Anak itu benar-benar kurang ajar."

Aku menghembuskan nafasku yang tak beraturan. Aku memikirkan Amanda. Apa yang akan bajingan itu lakukan pada istriku. Jika seujung kukupun dia menyakiti Amanda aku benar-benar akan membunuhnya.

****

POV Amanda.

"Amandaa...."

Aku mendengar sayup-sayup suara yang memanggilku. Kubuka mataku perlahan. Willy. Aku tersentak dan seketika bangun dari tidurku.

"Kamu..mau apa kamu ?"

Dia tersenyum. "Aku ? Yang pasti sekarang aku udah gak butuh lagi harta suamimu. Aku mau kamu. Amanda." Ucapnya.

"Lepaskan aku." Teriakku.

"Hahaha lepaskan ? Enggak. Tempat kamu disini. Bersamaku. Aku sudah lihat betapa hancurnya Arya saat kehilangan kamu. Dia lebih memilih miskin daripada kehilangan kamu. Oleh karena itu aku putuskan untuk memilikimu." Willy mendekat dan berbisik ditelingaku.

Your Heartbeat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang