YOUR HEARTBEAT : BAB 52

1.3K 171 11
                                    

POV Amanda.

Pintu kamar tiba-tiba diketuk.

Tok tok tok...

Pintu dibuka. Seorang wanita berusia empat puluh tahunan masuk. Terlihat wajahnya sangat baik. Dia menunduk kepadaku.

"Maaf nona. Ini adalah villa tuan Willy. Aku bibi Marni ,  yang mengurus villa ini. Nona bisa memanggil saya seperti itu. Jika nona membutuhkan sesuatu katakan saja padaku." Katanya dengan tersenyum. Sepertinya bibi Marni adalah orang yang baik. Aku ingin meminjam ponsel padanya untuk berbicara pada Arya.

"Terimakasih. Bolehkan aku meminta sesuatu Bi ?" Tanyaku padanya. "Katakan saja nona." Jawabnya.

"Aku ingin meminjam ponsel bibi. Aku ingin menelpon seseorang." Kataku. Bibi Marni terkejut mendengar permintaanku. "Ma-maaf nona , saya tidak bisa. Tuan Willy sudah bilang jika saya tidak boleh meminjamkan apapun kepada nona kecuali untuk kebutuhan nona." Jawabnya.

Aku bingung. Seharusnya aku sudah menduganya. "Tolong bi.. aku ingin pulang. Aku gak mau disini." Kataku. Aku mendekatinya dan memegang tanganya.

Bibi Marni melepaskan tanganku. "Maaf nona saya gak bisa." Lalu dia beranjak pergi. Sebelum menutup pintu dia menatapku yang sedang menangis. "Tuan Willy mungkin tidak pulang malam ini. Jadi jika nona ingin sesuatu nona katakan saja. Saya akan kesini setiap jam." Katanya lalu menutup pintu dan menguncinya.

Tangisku pecah. Arya tolong aku. Aku takut. Bagaimana aku bisa keluar darisini. Aku mengecek disetiap laci yang ada dikamar ini. Tidak ada apapun. Jendela juga tidak bisa dibuka. Perutku sedikit nyeri memikirkan ingin kabur darisini.

Aku bersandar di ranjang sambil mengelus perutku. Mengambil nafas panjang dan menenangkan diriku.

****

POV Arya.

Aku melajukan mobilku dengan cepat. Menerabas lalu lintas yang padat di kota. Bersama dengan Gavin dan dua orang anak buah papa.

Siang tadi papa berhasil menemukan dimana keberadaan Willy. Aku yakin Amanda pasti dibawa kesana olehnya karena lokasi itu bukan rumah Willy.

Kami sampai di pelataran villa tempat Willy membawa Amanda. Sepi. Aku dan Gavin sudah mengatur rencana. Sementara aku dan Gavin menunggu di mobil. Kedua anak buah papa melakukan rencananya.

"Kalian ingat jangan sampai ada yang curiga." Kata Gavin pada mereka.

"Baik Pak."

"Baby , aku datang menyelamatkanmu. Gavin , apa kamu sudah siap ?" Gavin mengangguk dengan mantap. "Siap tuan muda."

Aku menahan tawa melihat penampilan Gavin malam ini. Gavin tersenyum kecut saat aku menatapnya. "Kamu benar-benar cantik Vin" pujiku. Gavin menggaruk kepalanya.

****

Di depan pintu villa kedua anak buah papa menekan bel. Seorang wanita keluar dan berbicara dengan mereka. Lalu wanita itu seperti menunjukkan arah pada mereka. Aku dan Gavin segera masuk memakai pakaian dokter dan suster.

Aku mengetuk setiap pintu kamar di lantai dua villa itu.

Tok tok tok

"Baby...ini aku Arya. Kamu di dalam ?"

"Maaass..benar itu kamu ? Mas aku disini. Tolong aku mas. Aku takuutt..."

"Tunggu yaa baby. Kamu tenang. Aku akan buka pintunya. Kamu mundur."

Gavin mendobraknya. Pintu terbuka. Kulihat Amanda yang sedang ketakutan. Matanya sembab seperti habis menangis. Dia segera menghambur ke pelukanku.

Your Heartbeat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang