YOUR HEARTBEAT : BAB 44

1.4K 170 19
                                    

POV Arya.

Aku dan Amanda telah kembali ke apartment kami. Disana sudah ada Erlin yang menunggunya.

"Mandaaa..." teriak Erlin

"Haaiii apa kabarr Lin ?"

"Aku baik. Aku kangen kamu. Hehe selamat siang tuan muda ?" Ucap Erlin seraya membungkuk padaku.

"Siang. Baby , aku ke hotel dulu ya." Ucapku sambil mencium keningnya. Amanda mengangguk "Hati-hati ya mas.."

"Aku mau ke Bali baby. Mungkin besok aku baru pulang. Erlin biar stay disini nemenin kamu."

"Hah ? Emm gitu. Iyaudah ati-ati yaa." Amanda menghambur ke pelukanku. Erlin meninggalkan kami ke dapur. "Masss..jangan lama-lama ya. Semoga masalah disana cepat selesai." Ucapnya yang selalu bisa meneduhkan hatiku.

"Erlin , sudah kamu siapkan jas saya yang diminta Ferdi tadi ?"

"Ooh sudah tuan muda. Ini kopernya tadi pak Ferdi yang mengemas." Jawab Erlin sambil memberikan koper padaku.

****

Hari sudah berganti. Di tempat parkir hotel aku melihat Willy sedang berbincang dengan seseorang. Apa yang sedang dia rencanakan ? Aku khawatir jika mama tau semua ini bagaimana keadaannya. Syukurlah urusan di Bali masih bisa diselesaikan dengan baik oleh papa dan aku kemarin.

Aku keluar dari mobil sembari memicingkan mata memandangi mereka. Menunggu sampai Willy masuk ke hotel dan berjalan menghampiri seseorang yang ditemui oleh Willy.

"Pak..pak sebentar saya mau bicara" teriakku pada orang itu. Bapak itu berhenti dan mengangguk.

"Ada apa mas ?"

"Bapak kenal sama orang yang barusan bapak ajak bicara tadi ?" Selidikku.

Bapak itu bingung dan menatapku. "Maksut mas Pak Willy ?" Tanyanya. Aku mengangguk cepat.

"Iya kenal. Memangnya ada apa ya mas ?"

"Maaf pak. Kalo boleh saya tau ada urusan apa ya dia sama bapak ?"

"Ooh saya kurir yang tadi ditugaskan mengantar kado ke apartment mewah di jalan Maloka mas."

Aku terkejut. Apakah Willy mengirim sesuatu ke rumahku ?
"Makasih ya pak" sahutku lalu meninggalkan bapak itu dan pergi masuk ke hotel. Aku menelpon Amanda.

"Haloo baby..."

"Iyaa mas..udah sampai ya. Makasih yaa mas kamu kirimin aku bunga dan hadiah dari Bali. Aku suka dehh.."

Aku membelalakkan mata. Aku tidak merasa mengirim apapun. Aku menutup telpon dan segera kembali ke mobil. Kulajukan mobilku dengan cepat.

****

"Baaaabbyy....." teriakku.

"Eeh tuan muda. Manda sedang di kamarnya tuan." Aku tak menghiraukan apapun yang diucapkan oleh Erlin. Aku membuka pintu dan terlihat manda sedang mencium buket bunga mawar merah serta memakai kalung berinisial A.

"Maass...kamu udah pulang. Makasih ya mas.."

"Baby..aku mau bicara." Aku bingung memulai darimana melihat Amanda sangat bahagia menerima hadiah yang dia kira dari aku.

"Ada apa mas ?"

"Baby.." aku menghela nafas panjang. "Baby..ini semua bukan aku yang kirim" perkataanku membuat Amanda membelalakkan mata. "Ta-tapi tadi kurirnya bilang dari kamu mas. Trus kalo bukan dari kamu dari siapa ?" Tanya Amanda.

"Dari Willy baby." Jawabku cepat. Amanda terkejut seketika dia menarik kalung yang sudah di pakainya. "Mas , balikin aku nggak mau."

Bulir air mata menggenang di pelupuk matanya. Aku memeluk Amanda dan mencoba menenangkannya.

Your Heartbeat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang