Hujan masih deras setelah kami melakukan perang kulit lagi untuk yang kedua kali setelah aku hamil. Arya benar-benar tak bisa mengontrol joninya. Aku tak kuasa untuk menolaknya karena ingat kata-kata Arya dulu jika istri menolak melayani suami akan dikutuk oleh malaikat.
"Baby aku mandi besar dulu ya" katanya sambil memunguti boxer dan celananya. Aku mengangguk dan memakai handuk kimonoku.
"Cepat ya. Aku juga mau mandi" teriakku.
"Barengan aja yuk baby" katanya sambil menyembulkan kepalanya dibalik pintu kamar mandi.
"Nggak mau. Ntar kamu malah minta yang iya iya lagi sama aku"
Arya tertawa dan menutup pintu kamar mandinya lagi.
****
Kami sampai di halaman klinik. Hujan sudah tak sederas tadi. Hanya gerimis kecil. Kulihat klinik bersalin ini. Bangunannya kecil dan mewah , ada empat lantai. Sangat ramai pengunjung. Sepertinya memang pelayanannya bagus sehingga banyak sekali pasiennya pikirku. Arya mencari payung di mobilnya.
"Baby kayaknya payungku ketinggalan di hotel" katanya.
"Trus gimana dong ?"
Arya berpikir dan langsung melepas jaketnya. Dia keluar menggunakan jaketnya sebagai payung. Lalu membuka pintu mobilku dan aku keluar. Arya memakaikan jaketnya ke kepalaku sementara kami berjalan. Lengannya sedikit basah begitu juga bajunya.
"Arya baju kamu basah"
"Gak apa-apa. Yang penting bukan kamu yang basah. Kan bingung kalo disini aku mau nyuntik kamu dimana pakai jarumku yang limited edition ini baby" bisiknya. Kucubit perutnya. Arya tertawa pelan.
"Selamat malam pak ada yang bisa saya bantu ?" Tanya resepsionis yang berdiri di depan Arya.
"Saya udah daftar online tadi dengan dokter obgyn. Dokter Febrilian." Kata Arya. Hmm aku tau kenapa dia mendaftarkan aku di klinik ini. Karena setelah kubaca plang di depan klinik , dokter obgyn yang berdinas disini kebanyakan perempuan. Astaga. Sebegitunya kamu cemburu Arya.
"Baik pak saya cek dulu ya. Atas nama siapa ?"
"Amanda Fitriyani" jawab Arya.
"Ibu Amanda nomor antrian 14 ya Pak. Sekarang masih nomor antrian 12. Jadi silahkan bapak dan ibu naik ke lantai 2 belok kiri adalah ruangan dokter Febri"
Arya dan aku mengangguk. Lalu resepsionis memberikan buku juga kartu pasien yang sudah bertuliskan namaku. Arya menerimanya dan kami segera masuk ke lift.
****
Kami keluar dari klinik dengan perasaan senang. Calon anak kami sehat. Dan sudah terdengar detak jantungnya. Kata Arya seperti suara lari kuda. "Pasti anak kita kuat kayak aku" katanya. Hmm kenapa dia sombong sekali. Padahal dia baru masuk beberapa menit aja udah keluar. Sekuat apasih dia. Bisa-bisanya dia membual depan anak dan istri.
Hujan sudah reda tapi hawa dingin begitu menusuk sampai ke tulang. Arya yang sedari tadi sudah menahan dingin karena di dalam ruangan ber-AC kini mulai bersin-bersin di mobil.
"Hattchhhhiiimmmmm"
"Arya kamu pasti mau kena flu"
"Its ok baby. Ntar juga sembuh setelah minum susu" katanya sambil melirikku dengan tatapan nakalnya.
Aku mengernyitkan kening. Apa maksutnya. Dasar mesum. Arya menjalankan mobilnya dengan masih tersenyum melihat jalanan.
****
Keesokan harinya aku bangun pagi. Seperti biasa rasa mual sangat susah sekali untuk ditahan. Aku melihat Arya masih terlelap dalam tidurnya. Aku menyelimuti tubuhnya yang hanya bertelanjang dada saat tidur.
![](https://img.wattpad.com/cover/271213523-288-k490357.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Heartbeat (END)
RomanceBaru tiga hari menikah bersama Reza , Amanda harus merasakan sakit yang begitu dalam karena ditinggalkan oleh suaminya. Hidup Amanda berubah setelah bertemu dengan Arya. #1 Arya-2 Juni 2021-30 Juli 2021 #1 Amanda-9 Juni 2021