Bab 1

11.8K 570 1
                                    

Ia terbangun di sebuah padang rumput. Sinar mentari membuat pandangan matanya silau. Sepertinya, hari beranjak siang. Semua yang ada di sekeliling terlihat sangat asing. Entah di mana ia berada.


Tiba-tiba ia melihat sesuatu. Ada seseorang, tidak, ada dua orang.


Tepatnya, ada seorang anak kecil dan seorang wanita. Mereka tengah berdiri membelakanginya. Si wanita memegangi kepala si anak kecil. Sedangkan, si anak kecil melihat ke arahnya. Anak berjenis kelamin laki-laki itu melambai-lambaikan tangan kepadanya seraya mengucapkan sesuatu. Entah apa.


Setelah itu, keduanya berjalan menjauh. 


Dia mencoba menggerakkan kaki, bermaksud mencegah kepergian mereka. Tapi kemudian, tiba-tiba situasi berubah. Dia mendapati dirinya berada di dalam sebuah kamar. Kamarnya sendiri. 


Itulah pertama kali ia mendapatkan mimpi itu, tujuh tahun lalu. Setelah itu, dia kerap mendapatkan mimpi yang sama. Meski tidak setiap hari, tapi cukup sering.


Alfarizki tidak tahu apa arti mimpi itu. Apakah sebuah memori dari masa lalu? Atau hanya sekedar bunga tidur saja.








Tok! Tok! 


Pintu kantornya diketuk seseorang.


"Pak Al, perwakilan vendornya sudah datang," kata sekertarisnya yang berdiri di ambang pintu.


"Ya sudah, disuruh langsung masuk saja!" kata pria yang dipanggil 'Al' itu.


Tiga bulan lagi, adiknya yang bernama Riskiana akan melangsungkan pernikahan. Al diberi tanggung jawab oleh orang tuanya untuk mengurus semua keperluan pernikahan itu. Sebenarnya, dia sendiri yang menawarkan diri. Dia sangat menyayangi Ana, tentu ia merasa harus ikut terlibat dalam hari besar adik perempuan satu-satunya tersebut.


"Jadi, konsep pernikahannya, outdoor ya, Pak?" tanya ketua Wedding Organizer yang akan ia gunakan jasanya.


"Ya," jawab Al. Di sampingnya, ada sang sekertaris yang bertugas mencatat semua hasil rapat tersebut.


Rapat persiapan pernikahan kali pertama itu berjalan sekitar dua jam. Belum banyak yang bisa dilakukan memang, hanya menentukan tempat, waktu, dan beberapa hal lain.


.


.


.




"Hana! Batalkan pertemuan saya dengan pak Handoyo!" 

Arti Mimpi AlfarizkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang