"Silvia! Udah, Sayang ...!" Laki-laki bernama Rizal itu memegangi tubuh istrinya yang masih dalam kondisi kalap.
Silvia memukuli teman baiknya yang bernama Al, beberapa menit setelah ia membaca surat yang disodorkan laki-laki itu. Silvia menjadi sangat marah. Teramat marah.
"Aku gak nyangka, ternyata kamu jauh lebih brengsek dari yang aku duga, Al!" Wanita itu berteriak. Emosinya belum juga beranjak reda.
Padahal, sudah hampir setengah jam Silvia berteriak memarahi Al seraya memukulinya dengan bantal sofa.
Orang yang ia teriaki terlihat tengah meringkuk. Al nampak pasrah, ia diam saja saat Silvia memukulinya. Ia tak mencoba untuk memberontak. Bahkan Rahma, ibu kandungnya, yang sejak tadi melihat semua yang dialami putranya juga diam saja, tidak mencoba membela sang anak.
"Kasihan Hana ..., kamu tega, Al." Tangis Silvia luruh. Nafasnya masih terengah-engah, tapi sudah nampak tak berniat lagi memukuli putra pemilik rumah yang sedang disambanginya.
"Meskipun, kamu memandang rendah orang lain, bukan berarti kamu boleh memperlakukan mereka semena-mena. Apalagi, Hana istri kamu sendiri. Dia tanggung jawabmu. Entah kamu percaya atau enggak sama dia. Al, Sebesar apapun kamu membenci seseorang, tidak seharusnya kamu sampai kehilangan akal sehatmu sendiri.
"Kalau aku tahu orang itu adalah kamu, aku gak akan rekomendasikan dia untuk jadi sekretarismu satu tahun lalu. Kalau aku tahu orang yang menyakiti Hana tujuh tahun lalu itu adalah kamu, aku udah kasih kamu pelajaran dari dulu-dulu, Al." Tangis pilu terdengar nyaring di seantero ruang tamu rumah yang cukup mewah itu.
Al masih dalam kondisi meringkuk. Dia tidak tahu harus melakukan apa. Semua yang ia dengar dari Silvia benar adanya. Al mengakui, dirinya memang brengsek!
"Yang kamu dengar dari Malik dan keluarganya tidak semua benar, Al," ujar Silvia. Wanita itu menghela nafas. Ini berat. Silvia sangat benci mengingat-ingat tentang keluarga ayah Hana.
"Tante Arnita bukan wanita penggoda. Bukan dia yang merusak rumah tangga Ridwan Hanafi. Tapi, laki-laki itu sendiri yang melakukannya. Dia merusak rumah tangganya sendiri, juga merusak masa depan seorang wanita."
Al menoleh. Kata-kata Silvia menarik perhatiannya. "Apa maksudmu?" tanya Al.
"Tante Arnita ... dia ... diperkosa."
Tangis Silvia pecah lagi setelah mengatakan hal itu. dia tidak sanggup lagi meneruskan kata-katanya.
Al tercengang. "Maksudnya ...?" Laki-laki itu menatap teman wanitanya penuh tanya, masih tak yakin dengan apa yang ia dengar.
Silvia yang sibuk terisak mengusap pipinya yang dipenuhi air mata. "Tante Arnita diperkosa sama ayahnya Malik. Lalu, dia hamil dan melahirkan Hana," terang Silvia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arti Mimpi Alfarizki
RomanceIa terbangun di sebuah padang rumput. Sinar mentari membuat pandangan matanya silau. Sepertinya, hari beranjak siang. Tiba-tiba ia melihat sesuatu. Ada seorang, tidak, ada dua orang. Tepatnya, ada seorang anak kecil dan seorang wanita. Mereka berdi...