Sepuluh hari setelah Hana meninggalkan ibu kota.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat menerima panggilan, silahkan coba beberapa saat lagi."
Wanita bernama Sylvia itu menghela nafas. Entah yang ke berapa kali ia mendengar kata-kata seperti tadi.
"Sayang ...!" Suami wanita itu memanggil.
"Iya ...?!"
"Masih belum bisa?"
Silvia menatap lurus wajah Rizal, suaminya. Lalu, ia menggelengkan kepala.
"Sudah berhari-hari kamu telepon. Mungkin, nomornya emang udah gak dipake lagi," ujar sang suami.
"Ini aneh. Hana selalu ngabarin aku meski nomornya ganti. Dia gak pernah gak ngabarin. Dia tahu aku bakal kelimpungan kalau gak tahu kabar dia sama sekali dalam seminggu. Ini bahkan udah hampir sebulan, dia gak ngasih kabar."
Silvia teramat khawatir. Hana, sahabatnya sejak kanak-kanak itu tak kunjung menelepon atau mengirim pesan. Teleponnya bahkan tidak aktif.
"Gimana nih, Mas? Kita Cuma waktu dua hari lagi di Indonesia. Gimana kalau kita gak bisa ketemu dia sama sekali?" Silvia bicara begitu mengiba. Dua netranya meneteskan bulir bening.
Rizal memeluk tubuh Silvia. Lantas, mengelus punggung wanita itu untuk menenangkannya.
"Dia pasti baik-baik aja. Kalaupun lagi ada masalah, Hana gak akan gampang nyerah. Dia pasti bisa ngelewatin semuanya dengan baik. Kamu tahu dia kayak apa, kan?!"
Silvia menganggukkan kepala. Air matanya masih mengalir deras.
"Bukannya dia kerja di perusahaan temen kamu ya? Siapa namanya? Al bukan?" tanya Rizal.
Silvia mendongak. Pertanyaan suaminya itu mengalihkan pikirannya dari kekhawatiran.
"Iya bener, Mas. Apa aku harus telepon Al?"
"Coba aja telepon!"
Pasangan suami istri itu kembali mencoba melakukan panggilan telepon. Jika sebelumnya berusaha menghubungi Hana, kali ini mereka menghubungi Al, teman baik Silvia yang mereka pikir masih atasan Hana.
"Gak diangkat, Mas," ujar Silvia. Sudah dua kali dia mendial nomor Al, tapi tak ada jawaban.
"Mungkin lagi sibuk. Gimana kalau kita datangin aja kantornya? Mumpung masih ada waktu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arti Mimpi Alfarizki
RomanceIa terbangun di sebuah padang rumput. Sinar mentari membuat pandangan matanya silau. Sepertinya, hari beranjak siang. Tiba-tiba ia melihat sesuatu. Ada seorang, tidak, ada dua orang. Tepatnya, ada seorang anak kecil dan seorang wanita. Mereka berdi...