Anak laki-laki berusia enam tahun itu diberi nama Raffa. Memang, itu nama yang cukup pasaran di negeri ini, begitu banyak anak yang diberi nama Raffa. Tapi, bagi ibunya, bukan keumuman itu yang menjadi alasan ia diberi nama Raffa. Alasannya karena arti nama tersebut.
Kata Raffa berasal dari bahasa Arab. Artinya, bahagia. Ibu yang melahirkannya ingin, agar di manapun ia berada, Raffa selalu membawa kebahagiaan bagi siapapun.
Nama itu juga menjadi gambaran perasaan sang ibu saat ia melahirkannya dulu. Bukan hal mudah bagi seorang wanita, merasakan hamil lalu melahirkan dalam keadaan seorang diri, tanpa teman, saudara terlebih lagi suami. Hidupnya getir, air matanya terlalu sering mengalir. Kemalangan hidup silih berganti hadir.
Saat Raffa terlahir ke dunia, itu adalah satu-satunya kebahagiaan yang dirasakan sang ibu. Wanita itu akhirnya punya alasan untuk terus bertahan dan berjuang dalam hidup.
"Bu."
Raffa memanggil ibunya yang tengah sibuk membereskan berkas pekerjaan.
"Iya, Nak?"
"Tadi, Rasya dijemput sama omnya."
Sang ibu menatap putra kesayangannya. Lalu, mengelus pelan pipi yang merah. Beliau mengerti, Rasya yang ia maksud adalah temannya di tempat penitipan anak.
"Enak kali ya, kalau punya Om." Raffa berangan-angan.
Ibunya tidak mengatakan apapun. Hanya mengulas sebuah senyum. Raffa tidak pernah mengerti apa makna senyum itu.
"Kamu ngantuk?" tanya ibunya. Baru saja Raffa menguap. Lelaki kecil itu memang sudah mengantuk.
Sang ibu merapikan kasur tempat mereka biasa tidur. "Sini, Nak! Bobo di sini!"
Gegas Raffa mendekat ke tubuh ibunya. Tak lama ia terlelap.
Raffa tak pernah tahu, ibunya meneteskan air mata setelah matanya tertutup rapat.
"Sebenarnya, Raffa punya om. Tapi, ibu belum bisa kasih tahu. Hubungan ibu dan om Raffa tidak telalu baik. Ma'af ya, Sayang." Begitu hati wanita yang melahirkan Raffa enam tahun lalu itu membatin.
Semakin jauh ia mengingat tentang saudara laki-lakinya, semakin deraslah tangisnya.
Menjadi anak dari istri kedua yang tak pernah diharapkan kehadirannya, membawa begitu banyak penderitaan. Dia memang diberikan kesempatan yang sama untuk sekolah dan bermain dengan anak-anak ayahnya yang lain. Tapi, ia harus bertahan dengan cacian dan hinaan. Terlebih, ibu kandungnya bukan orang yang sederajat dengan keluarga ayahnya. Wanita itu hanya seorang pelayan di sebuah rumah makan. Pendidikannya rendahan, bukan anak pejabat apalagi keturunan bangsawan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arti Mimpi Alfarizki
RomanceIa terbangun di sebuah padang rumput. Sinar mentari membuat pandangan matanya silau. Sepertinya, hari beranjak siang. Tiba-tiba ia melihat sesuatu. Ada seorang, tidak, ada dua orang. Tepatnya, ada seorang anak kecil dan seorang wanita. Mereka berdi...