Bab 5

4.2K 318 4
                                    

Wanita yang biasa dipanggil Sinta oleh keluarga dekatnya itu mengelus pipi putranya yang tengah terlelap. "Sabar ya, Sayang. Gak lama lagi, hidup kita akan lebih nyaman."


Tiba-tiba air mata menetes di pipinya. Ia teringat kejadian tujuh tahun lalu. Saat ia baru saja tahu bahwa ia tengah mengandung.


"Jadi, beneran kamu cuma manfaatin aku selama ini?" tanya kekasihnya.


Sinta tak kuasa menjawab. Apapun jawabannya, laki-laki yang bernama Alfarizki itu tetap saja akan marah.


"Apakah kau pernah mencintaiku?" Al bertanya lagi.


Sinta mengangguk pasti, tangisnya sudah sederas air terjun Niagara.


"Aku sangat bahagia beberapa bulan ini. Kupikir, aku amat beruntung karena bertemu dengan wanita yang mau dengan tulus menerima keadaanku."


"Aku tulus. Sungguh! Percayalah!"


Al tersenyum. "Benarkah? Bukankah kau mendekatiku karena sesuatu?"


"Aku hanya ingin bersamamu, Al. Kumohon, percayalah!" kata Sinta seraya memegangi lengan kekasihnya.


"Kau hanya memanfaatkan keadaanku, Sinta! Aku mendengar sendiri rekaman percakapanmu dengan Malik. Kau bilang, kau sengaja mendekatiku agar kau bisa menjadi istriku dan memiliki kehidupan yang lebih baik. Kau bilang, kau akan mengalahkan keluarga ayahmu dengan kekayaan yang kumiliki!"


Sinta tercengang. Dia tidak bisa menyanggah sama sekali. Benar, dia pernah mengatakan semua itu kepada Malik, saudara tirinya.


"Aku ...."


"Kau memperdayaiku. Kau bahkan merayuku, membuatku melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. Sebenarnya, wanita macam apa kau ini, Sinta?"


"Al, kumohon percaya lah padaku."


"Percaya? Apa yang harus kupercayai?"


"Aku mencintaimu dengan tulus, aku bersumpah."


"Ya. Lalu, apalagi? Sekarang kau mau bilang kau sedang hamil anakku?" sinis Al.


"Dari mana kau tahu?"


"Benarkah? Jadi kau hamil dan itu anakku?"


"I-iya ...." Sinta menjawab terbata.

Arti Mimpi AlfarizkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang