04 : Pagi yang Panas

2.1K 93 17
                                    

Happy reading
Enjoy guys ✨
___

Mentari pagi menyambut Jordi pagi hari ini, ach, setelah apa yang terjadi kemarin merupakan malam yang sangat indah buat dia dan Frislly.

Jordi berharap akan segera hadir malaikat kecil yang nantinya akan melengkapi keluarga kecil mereka.

Tapi Jordi cukup kaget, karena istrinya tidak ada di tempat tidur.

Apa istrinya itu mampu berjalan setelah apa yang ia lakukan semalam begitu dahsyat.

Tak lama dari itu, Frislly datang dari arah kamar mandi dengan bathrobe yang membalut tubuh polosnya, tengah mengeringkan rambut nya yang basah dengan handuk.

Tanpa menyapa Jordi, Frislly langsung menuju meja riasnya untuk bersiap-siap. Memoleskan make up tipis natural pada permukaan kulit wajahnya.

"Sayang?" lirih Jordi mendekat, memeluk tubuh Frislly.

"Iya Jio, nyenyak banget ya tidurnya. Sampe aku bangunin juga kamu gerak sama sekali".

"Semalam gimana, aman?".

Pertanyaan Jordi membuat Frislly ingat dengan kejadian malam tadi. Malu sekali jika mengingatnya, betapa agresifnya Jordi ke tubuhnya. Mereka melakukan itu sampai pagi menjelang.

"ISHH, jangan bahas itu deh, ka" jawab Frislly yang masih dengan wajah malu-malu.

"Hmm, ga usah malu kali, aku udah liat semua dan merasakannya".

Ucapan Jordi membuat darah dalam tubuhnya berdesir, terdengar seksi dan nakal. Lebih nakalnya lagi, Jordi langsung begitu saja menyapu leher putih Frislly dengan ciuman.

Seketika mata Frislly terpejam, menaruh perlahan bedak tabur yang di bawanya. Kini tangannya terulur ke belakang menggapai kepala Jordi yang tengah tenggelam di lehernya. Masih dengan posisi yang sama, Jordi memeluknya dari belakang.

"Udah, Jio. Ssh".

"Aku ingin seperti tadi malam, sayang".

Frislly kira bangun pagi ia akan membantu Kakak iparnya memasak. Tapi akhirnya malah di ranjang. Benar-benar pagi yang panas untuk mereka berdua.

___

"Morning ayah, bunda" sapa onyo yang baru bangun. Karena kemarin ia mengerjakan tugas sekolahnya sampai malam.

"Morning sayang".

"You kenapa, Ci?" tanya onyo melihat princess kecilnya cemberut.

"Biasa Nyo, ngambek. Kemarin kan ayah gak jadi beliin mainan buat dia" jawab Ruben.

"Ci, udah dong. Nanti bunda beliin mainan, mainan yang lama kan masih bagus. Sayang dong, beli mainan baru yang lama ga kepakai" tambah Sarwendah memberikan pengertian kepada putri sulungnya.

"Udah Ci, udah. You tenang, kan ada ai. Nanti ai bakal buatin mainan yang bagus buat you dan Thania, oke?".

"Beneran Nyo?" sambut girang Thalia ke Onyo.

S A T U   C I N T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang