Happy reading
Enjoy guys ✨
___Suara sirine ambulans bergema, membelah mobil dan motor didepannya untuk menepi. Frislly yang sudah tak sadarkan diri didalam sana hanya di ditemani Sarwendah. Sedangkan yang lain mengikuti di belakang.
Untuk pertama kalinya Sarwendah duduk di dalam mobil ambulans, dengan keadaan yang kacau. Meratapi nasib adik iparnya, apa yang akan dia katakan nanti ke Jordi.
Sampainya di rumah sakit, empat suster sudah siap siaga membawa brankar dorong.
Saat Frislly diperiksa, Sarwendah merogoh tas yang dibawa wendy. Ia harus segera menghubungi Jordi. Jordi harus tau kondisi Frislly.
*
Ditempat lain, Jordi masih sibuk dengan kerjaan, begitupun Ruben. Dalam satu ruangan, kakak adik itu begitu fokus dengan kertas-kertas yang mereka bawa."Jor, lu angkat dulu itu handphone lu. Gue gak fokus nih" protes Ruben mendengar beberapa kali ponsel Jordi berdering.
Awalnya membiarkan saja, tapi karena perintah Ruben akhirnya Jordi mengangkat panggilan masuk yang ternyata dari Sarwendah.
Bukannya tak peduli, pasalnya Jordi berniat menyelesaikan tugasnya lebih awal. Ia ingin menyusul istri dan kakak iparnya bersama Ruben ke Bali, untuk memberikan 2wanitanya cantik itu kejutan. Jadi tidak mau ada yang menggangu.
"HP bukannya di silent kalo lagi kerja" dumel Ruben melihat Jordi.
"Hallo Ci. Kenapa?".
"Jor.." Isak tangis Sarwendah tak kunjung reda.
Jordi mendengar suara Sarwendah bergetar dan menangis pun kaget.
"Ci, kenapa? Ci?" tanya Jordi yang sudah sangat khawatir. Ruben pun langsung menghentikan ketikan tangannya pada komputer, mendekat ke Jordi.
"Kenapa Jor?" Ruben menepuk pundak Jordi.
"Ci Wen, kenapa? Kenapa Cici nangis?" Kesabaran Jordi sudah mulai habis.
Ruben tanpa omong langsung merebut ponsel Jordi, khawatir kenapa istrinya menelpon Jordi sambil menangis.
Jordi mengusap gusar rambutnya hingga berantakan. Pikirannya langsung tertuju ke Frislly. Kenapa prasaan nya jadi tak enak.
"Yank, kamu kenapa? Kamu tenang dulu, oke? Ayok bicara" ucap Ruben.
"Yank, Cicis pingsan..." ucap Sarwendah di barengi tangisan.
"Cicis pingsan terus pendarahan". lanjut Sarwendah menjelaskan.
"HAH, KOK BISA? PENDARAHAN GIMANA?". Ruben kaget mendengar Frislly pendarahan, sebelumnya Frislly tidak mengabari dirinya ada apa-apa.
Mata Jordi mendelik, pendarahan?.
Jordi kembali merebut ponsel itu dari Ruben, mata Jordi sudah memerah dan berair. Rasa khawatir untuk sang istri semakin menjadi-jadi.
"Siapa yang pendarahan, Ci?!!" tanya Jordi menggebu-gebu.
"Ci..Cicis" tangis Sarwendah semakin luruh.
KAMU SEDANG MEMBACA
S A T U C I N T A
Teen FictionStory' JORSLLY [LENGKAP] berjanji dan membuktikan bahwa akan mencintai satu orang dalam hidup Kamu datang dan menghadirkan kata cinta yang semulanya menakutkan untukku, dan kini menjadi indah. perlakuan dan ketulusanmu mampu ku rasakan setiap harin...