10 : Kembali

1K 93 26
                                    

Happy reading
Enjoy guys ✨
___

Waktu berjalan bergitu lambat, melihat sang suami terbaring lemas tak sadarkan diri. Membuat hari-hari suram, tak bersemangat.

Hari ini genap sudah satu Minggu lamanya Jordi berada dirumah sakit. Dan selama itu juga Jordi tidak menunjukkan tanda-tanda akan sadar.

Keluarga, sanak saudara silih berganti datang untuk melihat kondisi Jordi sekaligus memberikan semangat pada Frislly, harus yakin Jordi pasti akan sembuh.

Sore ini seperti biasa Frislly akan duduk disamping ranjang Jordi, merenung meminta kesembuhan pada Tuhan untuk suaminya.

"Kembalikan dia padaku, Tuhan. Aku ingin berada dalam dekapannya, merasakan cinta kasihnya. Terlalu sakit jika engkau menguji kami dengan musibah ini".

Frislly menggenggam tangan Jordi dan menempelkan di pipinya. Air matanya tak dapat ia bendung lagi. Menetes begitu saja tanpa ia suruh.

"Jio, Cicis kangen" lirih Frislly.

"Kapan Kaka akan membuka mata, Kaka".

"Aku kesepian, Kaka".

"Bangun Kaka, bangun. Cicis kangen Kaka. Cicis takutt" Frislly tak mampu lagi, ia menumpahkan rasa rindu dan takutnya selama ini.

Tiba-tiba Frislly dikejutkan dengan bunyi  mesin, alat pendeteksi detak jantung disebelah kanan Jordi.

Apa yang terjadi, apa Jordi mulai mendengar apa yang ia katakan?

Frislly dengan cepat memencet tombol di atasnya untuk memanggil dokter agar cepat datang.

Dokter pun dengan sigap berlari, segera memeriksa Jordi.

"Mohon maaf ibu, pasien harus segara kami tangani. Ibu bisa menunggu diluar" ucap sopan suster. Sedangkan dokter sudah berada di samping Jordi.

"Tapi sus.."

"Mohon maaf ibu, tolong pengertian nya" suster sedikit memaksa. Mau tidak mau Frislly keluar tentu dengan tangisan yang tak kunjung henti.

Pikirannya langsung tertuju pada Ruben, dan maminya. Ia harus segera memberitahu mereka.

Ya, kebetulan hari itu Frislly berada sendirian di rumah sakit. Sebenarnya Tian dan mas Pur tak pernah absen untuk menemani Frislly di rumah sakit. Tapi karena stok baju Jordi menipis mau tidak mau Tian harus pulang di temani mas Pur.

"Hallo, ko" kata Frislly dengan nada ketakutannya.

"Hallo, Cis. Ini Cici. Ada apa sayang? Koko lagi mandi".

"Cici. Cici, cepetan ke rumah sakit ya, ka Jordi..." Frislly tak mampu melanjutkan kata-katanya.

Sarwendah yang mengerti, Langsung mematikan sambungan telepon nya dan segera memberitahu Ruben.

Berganti, sekarang Frislly mencari kontak panggilan sang mami, dan mengabari keadaan Jordi.

"Hallo, mami".

"Mami sama Adek ke rumah sakit buruan ya. Ka Jordi".

Mami Fari terkejut bukan main, "iya, kak. Mami sama Adek langsung berangkat. Kamu yang tenang ya, nak".

S A T U   C I N T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang