23 : SEDIH

1K 107 18
                                    

Happy reading
Enjoy guys ✨
___

Beberapa hari berlalu setelah kepulangan Jordi Frislly dari Bali, Jordi kembali di sibukkan oleh pekerjaan di kantor.

Dari kemarin hingga pagi ini Jordi masih juga sibuk. Karena kesibukannya itu Jordi jadi jarang di rumah, hanya akan tidur saja ia pulang. Seharian Jordi akan berada di kantor atau turun langsung ke lapangan untuk mengontrol kerjaan.

Dan karena kesibukannya itu, saat pulang Jordi ingin perhatian lebih dari sang istri, Frislly.

Tapi lain halnya dengan Frislly, belakangan ini Frislly kembali termenung sampai-sampai lalai dengan tugasnya sebagai istri.

Seperti kemarin malam Jordi baru bisa pulang kerumah sekitar pukul sebelas malam.

Karena sudah malam, Jordi tidak mengharapkan sambutan hangat dari Frislly. Pikirnya pasti istrinya sudah tertidur.

Tapi saat membuka pintu kamar Jordi salah. Nyatanya Frislly belum tertidur, tapi malam berdiam diri di balkon kamar seorang diri.

(Flashback on)

Pintu kamar terbuka, terlihat Jordi dengan muka lelahnya. Menaruh tas kerja terlebih dulu lalu beralih mendekat ke Frislly yang melamun di balkon seorang diri.

Elusan lembut Jordi berikan pada lengan Frislly. "Aku kira kamu udah tidur loh".

Frislly menggeleng.

"Kamu kenapa?" tanya Jordi lagi.

"Engga, lagi pengen bengong aja" Frislly berbalik menghadap Jordi.

"Yank, sudahlah. Jangan kayak gini terus...".

Saat Jordi berbicara, tanpa sepatah katapun Frislly berlalu melepas tangan Jordi di lengannya.

"Kamu mandi dulu. Habis itu langsung tidur. Kamu pasti capek" ucap Frislly memberi handuk, tanpa memperdulikan omongan Jordi barusan.

Jordi menghela nafas kasar, mengambil handuk dan mandi.

(Flashback off)
*
*
*

Frislly seakan tak memperdulikan Jordi. Kemarin-kemarin Jordi masih bisa mengerti, tapi jika terus menerus seperti ini juga tidak baik.

"Sayang, hari ini aku pulang malam ya. Kerjaan masih banyak, tapi aku usahain buat pulang cepet" pamit Jordi, mencium kening Frislly.

Frislly pun begitu berbalik mencium kening, kedua pipi dan bibir Jordi.

Jordi kerja dengan perasaan yang ia pun sulit jelaskan. Ia hanya ingin satu, istrinya kembali seperti dulu.

*
Sore menjelang, Frislly masih duduk termenung di ayunan kayu yang berada di taman belakang rumahnya.

Mengelus pelan perutnya yang rata, mengingat kembali soal calon buah cinta mereka yang sudah tenang bersama Tuhan.

"Sayang..mami ingin kamu tumbuh lagi di perut mami".

Tetesan demi tetesan air mata jatuh membasahi pipi Frislly. Mencoba lupa dan tegar tapi hati seorang ibu yang kehilangan anak tidak bisa dipaksa atau di suruh.

"Cicis. Cis..." Panggil bibi cukup keras.

Frislly cepat-cepat mengusap air matanya kasar, sebelum bi Dona melihatnya.

"Iya ada apa bi?".

"Cicis tadi ninggalin hp didapur. Terus tadi sempet bunyi juga".

"Oh iya, makasi ya bi". Bi Dona berlalu meninggalkan Frislly sendiri.

S A T U   C I N T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang