24 : 3 KEPONAKAN

985 100 16
                                    

Happy reading
Enjoy guys ✨
___

Kemarin malam adalah malam yang benar-benar menguras emosi dan juga tenaga bagi Frislly. Sampai-sampai sempat beradu mulut dengan sang suami.

Tapi pagi ini ia sangat bersyukur, karena Tuhan telah memberikan ia penerangan lewat ucapan suaminya.

Dan saat ini Frislly bertekat, ia akan mengikhlaskan semuanya, mencoba menerima apapun itu. Mengikhlaskan bukan berarti melupakan, bagaimana pun janin itu adalah janin pertama yang tumbuh dalam rahimnya, bukti cintanya bersama Jordi.

*
"Selamat pagi bibi" sapa Frislly memeluk bi Dona yang sedang mengelap meja makan.

"Aduhh Cicis, ceria banget. Bibi seneng liatnya. Pasti habis 'iya-iya'  sama mas Jo, ya?" ucap bi Dona menggoda Frislly yang tiba-tiba ceria di pagi hari.

"Ihh,, si bibi mah. Kan belum boleh" ucap Frislly dengan malu-malu.

"Hihihi, iya deh".

Selesai menggoda Frislly, bi Dona berlalu untuk melakukan pekerjaan yang lain. Sekarang, tugas memasak adalah bagian Frislly.

*
Dikamar tidur, Jordi masih saja tak mau melepas pelukan guling. Pagi tadi, berbarengan dengan Frislly Jordi sempat terbangun. Tapi karena rasa letihnya masih terasa olehnya, Frislly meminta Jordi untuk tidur lebih lama.

Merasa tak enak, jika harus berlama-lama di atas tempat tidur. Akhirnya Jordi bangun, berjalan gontai mencari Frislly di dapur yang sedang memasak.

"Mi.."

Panggil Jordi begitu manja. Ia mengambil posisi duduk, menidurkan kepalanya di meja dengan berbantalkan kedua lengannya.

"Loh, kok udah bangun sih, yank?" tanya Frislly, menyudahi kegiatan masaknya lalu mengelus kepala Jordi, dan mengecupnya.

"Udah beberapa hari kemarin, kamu lembur terus loh. Istirahat aja sayang, nanti aku bawain makanannya ke kamar" lanjut Frislly.

"Engga, gak bisa aku tu kalo ditempat tidur sampai siang, berasa gak berguna banget. Kalo sama kamu lain lagi ceritanya" jelas Jordi.

"Yeee, emang kalo sama aku, ada gunanya gitu?".

"Ada. Kita bisa buat baby" jawab enteng Jordi. Kembali memejamkan matanya.

Frislly memutar bola matanya malas. Kembali melanjutkan acara memasaknya.

Tapi saat menggoreng ikan, Frislly teringat akan janjinya dengan keponakan nya, Thalia. Ia berjanji akan mengajak Thalia jalan-jalan.

"Yank. Kalo kamu gak sibuk, bisa gak anterin aku buat ajak Cici jalan-jalan. Aku soalnya udah janji" ucap Frislly ke Jordi.

"Ehm? Kapan? Jam berapa?".

"Ya, sebenarnya hari ini sih. Tapi kalo kamu gak bisa sekarang, nanti aku bilang ke Cici".

"Bisa kok, siapa bilang gak bisa. Kalo buat istri sama keponakan mah selalu siap" ucap Jordi bersemangat.

Itu membuat Frislly tertawa senang, suaminya itu benar-benar bisa diandalkan. Apapun yang ia mau pasti sebisa mungkin Jordi akan melakukan nya.

"Terimakasih, Pi" ucap Frislly sedikit berlari memeluk Jordi.

___

Selesai sarapan, Frislly langsung meminta Jordi untuk bersiap-siap. Karena tadi ci Wen sempat menelpon Frislly, ia bilang kalau Thalia sudah selesai bersiap dan ingin segera pergi.

S A T U   C I N T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang