09 : Hancur dan Sakit

1.1K 92 20
                                    

Happy reading
Enjoy guys ✨
___

Di lorong sepi dan minim cahaya, Frislly berlari mengusap air matanya kasar. Feeling buruk untuk suaminya ternyata benar adanya.

Setelah Sarwendah menjemput kerumah, Kakak iparnya itu bercerita kalau suaminya mengalami kecelakaan.

Seketika tubuhnya tak bertulang, lesu, tak bertenaga. Apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi sehingga bisa Jordi mengalami kecelakaan.

Tanpa menghiraukan panggilan Sarwendah, Frislly terus berlari mencari Rungan tempat suaminya berada.

Menengok beberapa kali ke ruangan-ruangan yang ia lalui tapi suaminya tidak ada, sampai ia melihat Ruben yang terduduk lemah di deretan kursi didepan ruangan ICU.

Disana juga terlihat, ka Tian, mas Pur, dan beberapa karyawan kantor.

"Ka Jordi.." Frislly ingin masuk begitu saja ke ruang ICU tapi di tahan Ruben.

"Koko, ka Jordi ko. Ka Jordi" Frislly menangis di pelukan Ruben, Sarwendah juga ikut menangis tapi dia mencoba tegar untuk bisa menguatkan Frislly.

"Tenang, Cis. Tenang. Ada Koko, dan Koko yakin Jordi baik-baik aja" ucap Ruben bergetar.

"Tapi, kenapa bisa? Apa yang terjadi, ko?" melepas pelukan itu, menatap dalam Ruben. Meminta penjelasan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ka Tian" lirih Frislly, teringat Tian, asisten suaminya.

frislly seperti orang bingung, mencari keberadaan Tian. "Ka Tiannn. Kenapa bisa kayak gini? Jawab ka, jawab. JAWABBBB" memukuli lengan Tian memaksa menjawab semua pertanyaan nya.

Tian hanya bisa berdiam diri, membiarkan Frislly memukul dirinya, kalau itu membuat Frislly puas.

"Cis tenang" Sarwendah menghentikan perbuatannya Frislly, mengajaknya duduk.

"Udah, semua akan baik-baik saja. Tenang sayang" ucap Sarwendah membawa Frislly ke pelukannya.

Frislly terus saja menangis. Setelah semua terjadi, kenapa tidak ada yang memberi kabar dirinya. Tak tau harus berbuat apa.

Ruben tak kuasa melihat adik ipar nya terpuruk. Ia pun sama terpuruknya, terbesit rasa bersalah dan penyesalan dalam diri Ruben.

Kalau saja Ruben tidak meminta Jordi untuk menyelesaikan masalah di kantor, mungkin semuanya tidak akan terjadi.

*

Cukup lama semua orang berdiam, hening tanpa suara. Tangisan Frislly pun sudah mereda dan mulai tenang.

Hingga pintu ICU terbuka, terlihat dokter memakai baju steril.

"Maaf, siapa yang bisa saya ajak bicara mengenai kondisi pasien?" tanya dokter melihat satu-satu orang yang berada di depannya.

"Saya dok" ucap Frislly cepat.

"Kita bertiga dokter, saya kakak nya, dan ini istrinya" Ruben menimpali. Dokter mengangguk dan berlalu.

"Mari silahkan, bapak/ibu" ucap sopan suster.

Selesai membuka baju steril, dokter langsung menghampiri Ruben, Sarwendah, dan Frislly.

S A T U   C I N T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang