36 : TAKUT

764 87 14
                                    

Happy reading
Enjoy guys ✨
___

Setelah menempuh beberapa jam perjalanan akhirnya sampai divilla Puncak

Berkumpul, bersenang-senang, dan melakukan hal-hal seru sekaligus menyenangkan merupakan satu momen yang pasti diinginkan oleh seluruh orang bersama keluarga tercinta. 

Betul-betul merasakan momen ini dengan hati, melihat senyuman orang-orang yang disayangi menjadi satu hal yang sangat berarti.

"Yank, aku lapar" ucap Ruben sedikit merengek.

"Yaampun Yah, manja banget ini aku lagi suapin Nia".

"Minta tolong siapa gitu buat suapin Nia bentar" tidak mau mengalah.

Sarwendah yang melihat Onyo membawa bola-bola kecil ditangannya yang akan digunakan bermain bersama Thalia tiba-tiba menjadi korban sang bunda. 

"Nyo, suapin Adeknya dulu, Bunda mau ambilin makan Ayah" 

"Yah.. Bun itu Cici nunggu Onyo dikolam" ekspresi Onyo membuat Sarwendah ketawa, tak ingin menolak Bundanya tapi Cici pasti marah jika ia tak membawa bola-bola ini.

"Ada apa nih, seru banget kayaknya?" suara Jordi terdengar dari dalam villa.

"Engga...ini Bunda cuma minta Onyo buat suapin Nia. Bunda mau ambilin makan ayah".

"Yaudah Bun, biar Cicis aja yang suapin Nia" Frislly mengambil alih untuk menyuapi Nia.

"Kamu ga mau makan dulu?".

"Ga, nanti aja Bun tadi udah sempet makan dikit".

"Onyo ke Cici ya Bund, Thankyou Aunty". Onyo nyengir kemudian pergi 

Sambil bermain Thania menerima suapan demi suapan dari aunty nya. Jordi melihat Frislly begitu lekat, tak menyangka beberapa bulan lagi dirinya akan menjadi Ayah.

"Sabar Jor,  tar lagi lu bakal ngerasain jadi Bapak. Kudu sabar" Ruben menyadari tatapan Jordi mengarah ke Frislly.

Mendengar ucapan kakak iparnya Frislly tersenyum melihat suaminya, seketika khayalan yang sebentar lagi menjadi nyata terlintas dipikirannya.

Dia akan menjadi seorang ibu, menggendong bayi mungil dalam dekapannya, menyusuinya, menenangkannya ditengah malam jika dia menangis. Frislly tak percaya itu, rasanya baru kemarin ia merengek ke mamanya untuk meminta sesuatu dan tak lama ia akan merasakan itu. 

"Nia udahan makannya? ini tinggal dikit lagi loh" ucap Frislly ingin menyuapkan ke Thania.

"Bini gue mana dah? kok lama banget ngambil makanan doang" Ruben kesal lama menunggu Wenda.

"Hahaha...Sabar Ko, tar lagi juga nongol Ci Wen".

"Aunty taruh tempah makan Nia dulu di dapur ya?".

"Aaach, ndak nty" Thania mengulurkan tangannya ke Frislly minta di gendong.

"Ehh Nia jangan minta gendong Anuty dong" Ruben kaget lalu mengambil alih untuk menggendong anaknya, mengingat adik iparnya sedang hamil.

"Onty...HUAAAaaaaa" tangisan Thania pecah saat di gendong Ruben.

"Sini Ko, biar aku gendong ga papa masih bisa kok".

S A T U   C I N T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang