18 : Mual-mual

1K 81 2
                                    

Happy reading
Enjoy guys ✨
___

Menempuh perjalanan pulang yang cukup lama, akhirnya Jordi dan Frislly tiba di rumah. Dengan bantuan para asisten, Jordi meminta untuk segera membawa barang-barang bawaan ke dalam kamar.

"Taruh aja di deket kamar mandi ka Tian, nanti biar aku yang beresin" ucap Frislly melihat Tian membawa dua koper besar di tangan nya. Dan Tian hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Yank, nanti malam aja kali ya kerumah ko Ben" minta Frislly pelan sambil memangku kepala Jordi yang tidur di pahanya

"Iya, kamu istirahat dulu aja. Aku juga capek banget".

Jordi pun membenarkan posisi tidurnya dan kembali merengkuh pinggang Frislly untuk dipeluk. Kebiasaan baru Jordi setelah ada yang menemaninya tidur setiap hari.

Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 5 sore yang artinya sudah empat jam lamanya mereka tertidur saking capeknya.

Frislly lebih dulu terbangun dari Jordi, dan sekarang ia sudah duduk di meja makan dengan secangkir teh hangat di meja.

"Cicis udah bangun? Mau bibi siapin makan gak?" Bi Dona datang langsung menawari Frislly makan, karena dilihatnya wajah Frislly sangat pucat.

"Engga usah bi, nanti aja sama ka Jordi makannya. Makasi ya bi" tangan Frislly kini tengah memijat pelan kepalanya yang pusing.

"Tapi itu mukanya pucet banget loh Cis. Makan dulu aja, nanti maag nya kambuh mas Jo marah".

Frislly memejamkan matanya, pusing di kepalanya tak tertahankan lagi. Dan tiba-tiba rasa mual datang, Frislly langsung membekap mulutnya dan berlari ke wastafel kamar mandi dekat dapur dan memuntahkan semua isi perutnya.

"Ya ampun Cis. Udah muntahnya?" Bi Dona membopong tubuh Frislly yang sudah lemas duduk di sofa ruang tv.

Jordi yang masih tertidur pulas tak tau keadaan sang istri, bahkan suara muntahan Frislly saja tak membuatnya bangun.

"Aduh bi, kepala Frislly pusing banget".

"Cicis masuk angin kali ya?" ucap bi Dona.

"Gak tau juga bi, tapi masak iya masuk angin sih?".

"Kalau gak masuk angin ya maag Cicis kambuh itu, kan tadi nyampe rumah gak makan dulu langsung tidur".

"Hmm..shh" mendesis sakit, rasa mual dan pusing pada kepalanya tak kunjung reda.

Malahan rasa mual semakin bergejolak, "Bik.." ucapan Frislly terpotong, tiba-tiba ingin muntah.

"huekk, huekk"

"Huekk.."

"Ya Tuhan" lirih Frislly membasuh mulutnya.

Frislly berjalan gontai kembali ke tempat duduk semula. Dan bibi? Entah kemana.

Bersender, memijat kepala, dan mengelus perutnya yang mual. Keadaan Frislly sangat mengkhawatirkan.

"Cis, ini minum dulu. Air putih hangat, habis itu tiduran dulu aja ya" datang dari dapur.

"Iya bi, makasi".

"Mau bibi bangunin mas Jo gak?".

"Engga usah bi, Frislly mau kekamar juga".

"Iya udah, hati-hati Cis".

Frislly berlalu meninggalkan bibi, dan kembali kekamar.

"Suami gue, udah ditinggal dari tadi masih molor aja. Suara muntahan istrinya aja gak didengerin. Capek banget ya kamu, Jio" ucap Frislly dalam diam saat baru membuka pintu dan melihat Jordi masih bergulung selimut.

S A T U   C I N T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang