Chapter 19

2.1K 243 21
                                    


Hari ini Jimin tidak pergi ke Perusahaan. Junhyuk menyuruhnya untuk beristirahat di rumah. Padahal dia sudah bilang jika dia sudah tidak apa-apa. Tapi karena Jimin masih tidak bisa tenang dengan hanya berdiam diri di rumah. Akhirnya dia tetap mengerjakan beberapa pekerjaannya di rumah dengan persetujuan dari Junhyuk.

"JIMIN-AH!" teriak seseorang cukup keras hingga sampai ke telinga Jimin yang sedang berada di Kamarnya

"Yak! Kenapa kau tidak mengabariku jika kau sakit ? Kau membuatku khawatir tau." Keluh seseorang yang masuk begitu saja ke kamar Jimin

"Sungjae-ya ? Kenapa kau bisa kesini " Tanya Jimin kaget saat melihat Sungjae tiba-tiba datang

Saat masuk ke dalam kamar Jimin. Sungjae mendapati Jimin yang sedang duduk bersandar di ranjangnya dengan beberapa dokumen di tangannya. Jaket tebal dan sebuah syal juga melekat di tubuhnya yang entah sejak kapan semakin kurus itu.

"Aku tadi pergi ke Perusahaan, tapi Junhyuk ahjussi bilang kau tidak masuk karena sakit. Jadi, aku langsung pergi kesini untuk melihat keadaanmu."

"Aku tidak sakit. Kemarin aku hanya sedikit kelelahan. Jadi aku baik-baik saja. Aku juga sudah beristirahat dengan cukup jadi tidak ada yang perlu kau khawatirkan."

"Apanya yang tidak sakit hah? Apa kau tidak sadar jika wajahmu itu pucat dan mata panda mu juga keliatan jelas. Aku tau kau sibuk, tapi bukan berarti kau bisa melupakan keadaanmu sendiri. Apa kau sudah makan dan minum obatmu ?" Tanya Sungjae sedikit curiga

Jimin terdiam, dia baru sadar jika dia memang belum makan ataupun meminum obatnya siang ini.

"Aku akan melakukannya setelah ini selesai." Jawab Jimin menghindari tatapan Sungjae

"Hahh.. Sudah kuduga."

Sungjae yang sudah tau sifat sahabatnya itu tiba-tiba membawa paksa berkas-berkas yang berserakan di ranjang Jimin.

"Yak! Apa yang kau lakukan ?"

"Diamlah! jangan banyak protes! Berhenti mengerjakan semua itu! Aku sudah membelikan bubur untukmu. Jadi, makan lalu minum obatmu. Kau pasti belum memberitahu Jihyun soal keadaanmu kan ? Jika kau tidak menuruti perkataanku, aku akan memberitahu Jihyun dan bilang jika gara-gara dia kau-"

"Cukup! Aku mengerti. Aku akan makan dan minum obat. Jadi jangan beritahu Jihyun soal ini." Jimin akhirnya kalah oleh ancaman Sungjae

Disisi lain Sungjae tersenyum puas melihat sahabatnya itu. Dia sudah cukup mengenal Jimin dan dia sudah tau apa saja yang menjadi kelemahan Jimin saat ini.

Setelah menghabiskan makanan dan meminum obatnya. Jimin dan Sungjae berbincang-bincang cukup lama. Jimin merasa kehadiran Sungjae membuat kondisinya lebih baik. Sungjae yang memang pandai menghibur orang membuat Jimin juga merasa nyaman saat di dekatnya

.

.

.

.

.

.

.

Kesepian. Itulah yang dirasakan Jihyun saat ini. Sudah lebih dari seminggu dia dirawat di Rumah Sakit tapi tidak ada seorang pun yang bisa untuk sekedar menemaninya. Tiap kali dia melihat pasien lain menghabiskan waktu dengan keluarganya, Jihyun merasa iri. Kalau bukan karena Jimin yang memintanya untuk bersabar, dia bisa saja dengan mudah memberitahukan mereka tentang kondisinya. Tapi disisi lain Jihyun juga merasa takut. Jika pada akhirnya Jimin gagal untuk menyelamatkan perusahaan, apa yang akan terjadi pada dirinya. Bagaimana reaksi semua orang jika mereka tau dia sudah menghancurkan Perusahaan. Membayangkannya saja sudah membuat Jihyun takut setengah mati.

I'm Not Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang