Chapter 7

3K 337 41
                                    

Hari kelulusan adalah salah satu hari yang dinantikan semua orang. Itupun berlaku bagi Jimin. Saat dia mengetahui bahwa kedua orang tua dan kakaknya akan datang menghadiri upacara kelulusannya dan Jihyun, dia merasa sangat bahagia. Dia bahkan sudah mengerahkan semuanya saat diberi kepercayaan untuk melakukan pidato sebagai lulusan terbaik. Dia ingin membanggakan keluarganya, hanya itu yang ada dipikiran Jimin. Namun sepertinya semua tidak semulus yang dia bayangkan. Karena bukan kebahagiaan yang dapat, tapi justru kekecewaan.

Jimin melihat semuanya. Dia melihat saat sang ayah bercanda tawa dengan kakak dan kembarannya. Dia melihat bagaimana sang ayah bersikap manis pada Jihyun selaku kembarannya. Tuan Park seolah tidak peduli dengan Jimin yang saat itu sedang berpidato di hadapan banyak orang. Semua orang berdecak kagum dengan setiap kata demi kata yang Jimin ucapkan di atas panggung. Namun tidak dengan ayahnya sendiri. Dan salah satu yang paling menyakiti hati Jimin adalah saat dia melihat keluarganya melakukan sesi foto tanpa dirinya.

“Jimin-ah!” seru Jihyun melambaikan tangannya pada Jimin yang sedang berjalan menghampiri mereka

“Appa ada rapat dadakan sekarang. Jadi Appa harus pergi ke Perusahaan sekarang juga. Kalian pulanglah dengan Eomma kalian, arraseo!” ujar Tuan Park lalu pergi begitu saja

“Jimin-ah, kerja bagus. Memang seperti inilah seharusnya adik seorang Park Yoongi.” puji Yoongi seraya menepuk pelan bahu Jimin

Yak! Jadi maksud hyung, aku bukan adik hyung karena aku tidak pintar seperti Jimin ?” canda Jihyun mempoutkan bibirnya

“Kalau iya kenapa ?” canda Yoongi juga

“Eomma! Yoongi hyung jahat.” adu Jihyun pada Nyonya Park layaknya anak kecil

Jimin dan Nyonya Park yang melihat itu semua hanya bisa mengulas senyum mereka melihat tingkah Yoongi dan Jihyun.

“Selamat atas kelulusan kalian sayang. Eomma bangga pada kalian berdua.” ucap Nyonya Park sembari mengelus kepala kedua putra kembarnya

“Gomawo Eomma.” jawab mereka bersamaan

“Sepertinya aku harus ke toilet sebentar. Kalian duluan saja! Aku akan menyusul nanti.” Jimin langsung pergi begitu saja

.

.

.

.

.

Yak! Ada apa denganmu Jimin-ah ? Kau sudah biasa mendapatkan perlakuan seperti ini. Jadi kenapa kau menangis ? Kau hanya membuat dirimu semakin terlihat menyedihkan.” ucap Jimin pada pantulan dirinya sendiri di cermin westafel

Seharusnya Jimin sudah terbiasa dengan semua sikap ayahnya. Tapi untuk hari ini, hatinya seolah tidak mau menerima semua itu. Hatinya terasa lebih sakit dari biasanya saat ini.

“Kenapa kau tidak mau berhenti ?” Jimin berusaha menghapus air mata yang terus mengalir tanpa keinginannya

Setelah berhasil menenangkan dirinya. Jimin langsung bergegas keluar setelah sempat membasuh wajah sebelumnya.

“Oho.. Apa yang dilakukan Lulusan terbaik disini ?” tanya seseorang berlesung pipi pada Jimin

Ck! Apa lulusan terbaik tidak di izinkan pergi ke kamar kecil juga ? Walau bagaimana pun aku ini juga manusia biasa hyung.”

“Aigoo, seperti biasa jawabanmu selalu saja serius Jimin-ah. Padahal hyung hanya ingin mengajakmu sedikit bercanda.” ujar pria itu sembari mengalungkan tangannya ke leher Jimin

“Aku pikir kau sudah pulang. Tadi aku sempat melihat keluargamu pergi.” lanjutnya

“Aku tadi pergi ke toilet sebentar. Jadi aku menyuruh mereka pergi lebih dulu.”

I'm Not Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang