Hari pertama Jimin membuka matanya. Dia masih belum mau untuk menemui anggota keluarganya. Dia berkata jika dia belum siap untuk bertemu dan melihat mereka. Jimin butuh waktu untuk menenangkan diri dan pikirannya. Terlalu banyak hal yang terjadi padanya di waktu yang singkat ini. Dan itu cukup menyulitkan dirinya.
"Namjoon hyung!" Panggil Jimin pelan
Sosok yang di panggilnya itu hanya terdiam menatap Jimin dengan tatapan penuh rasa bersalah.
"Kenapa hyung melanggar janji hyung padaku ? Bukankah hyung sudah berjanji untuk merahasiakan semua ini dari semua orang. Bukankah hyung berjanji untuk tidak memberitahu keluargaku tentang semua ini. Tapi kenapa mereka justru ada disini sekarang ?" Tanya Jimin sendu
"Mianhae Jimin-ah. Hyung tidak bermaksud untuk melakukan semua itu. Hyung terpaksa melakukan itu karena hyung tidak ingin melihatmu menderita lebih dari ini. Tidakkah kau sadar betapa hyung mengkhawatirkan mu selama ini ? Hyung sudah berusaha keras untuk mengurangi beban dipundakmu. Hyung sudah berusaha untuk mengembalikan senyum di wajahmu. Tapi pada akhirnya hyung selalu gagal karena kau semakin terpuruk setiap harinya. Karena itulah hyung terpaksa memberitahu kakakmu tentang keberadaanmu. Hyung harap mereka bisa menyembuhkan semua luka dihatimu." Namjoon akhirnya menjelaskan alasannya
Jimin terdiam. Dia tidak menyangka jika Namjoon sekhawatir itu padanya selama ini.
"Dan saat hyung membawa kakakmu ke Rumah Sakit untuk mempertemukan kalian. Kau justru tidak ada. Perawat bilang kau collapse dan masuk ICU. Kau tau betapa hancurnya perasaan kita saat itu ? Hyung bahkan menyesal karena meninggalkanmu saat itu. Hyung menyesal karena tidak berada di sisimu saat kau kesakitan saat itu. Hyung menyesal karena telah melanggar janji padamu. Jika hyung tau semua ini akan terjadi. Hyung tidak akan pernah meninggalkanmu." Namjoon menunduk dan mengepalkan tangannya menahan tangis
Namun saat Namjoon berusaha menyembunyikan emosinya. Sebuah tangan tiba-tiba menyentuh lembut lengannya.
"Tolong jangan menyalahkan dirimu hyung! Ini bukanlah kesalahanmu. Jadi tidak perlu menyesali semua itu! Maaf juga karena sudah terlalu sering membuatmu khawatir." Jimin menggenggam tangan Namjoon yang berdiri di samping nya
"Kenapa kau tidak bilang jika kau sakit selama ini ? Bukankah kau juga sudah berjanji untuk tidak menyembunyikan apapun dari hyung." Tanya balik Namjoon
"Aku tidak menyembunyikannya. Aku hanya tidak menyadarinya. Aku memang sudah merasakan rasa sakit itu sejak lama. Tapi aku tidak pernah mempedulikan nya. Aku pikir itu bukanlah masalah serius. Jadi, aku bahkan tidak pernah memikirkan nya. Aku tidak menyangka jika ini akan menjadi lebih buruk dari yang kupikirkan." Jawab Jimin tersenyum kecut
"Kenapa kau tidak pernah mengatakan nya ? Jika saja kita mengetahui semua ini lebih awal. Kau mungkin sudah sembuh sekarang."
"Benarkah ? Lalu saat aku sembuh, apa yang akan terjadi selanjutnya ? Pada akhirnya aku hanya akan menerima rasa sakit lain. Kau tau hyung ? Saat dokter memberitahu tentang penyakitku. Aku tidak bisa merasakan apapun saat itu. Aku tidak merasa sedih ataupun senang. Tapi jauh di lubuk hatiku, aku merasa bersyukur atas semua ini." Jawab Jimin lagi-lagi tersenyum kecut
"YAK! JIMIN-AH!" Tanpa sadar Namjoon meninggikan suaranya saat mendengar perkataan Jimin itu
"Kenapa ? Apa ada yang salah dari ucapanku ?" Jimin menatap tajam Namjoon
Namjoon mendekatkan dirinya lalu memegang erat tangan Jimin.
"Jimin-ah! Tolong jangan berkata seperti itu lagi! Sekarang semuanya akan baik-baik saja. Tidak ada yang perlu kau takutkan lagi. Yoongi hyung sudah mempidanakan ayah kalian. Dan keluargamu juga masih menerima keberadaan mu. Kau tau ? Selama kau menutup matamu mereka selalu berada di sampingmu dan memanjatkan doa untuk kesembuhan mu. Mereka terus menangis dan menunggu kembalinya dirimu. Mereka menyayangimu Jimin-ah. Mereka tetap menyayangimu meski kau bukan bagian mereka. Jadi, jangan takut dan jangan mengkhawatirkan apapun lagi mulai sekarang! Karena entah siapapun dirimu kau tetaplah Jimin bagi kita semua." Ucap Namjoon seraya merengkuh tubuh ringkih Jimin
