"Sudah selesai ? Appa sudah puas ?"
"K-kau!" Tuan Park mengangkat tangannya kanannya
Jimin langsung menutup matanya saat tangan sang ayah terangkat. Namun saat dia tidak merasakan apapun, dia akhirnya kembali membuka mata.
"Kenapa berhenti ? Bukankah Appa mau menamparku lagi ? Sudah ku tanya sebelumnya. Apakah Appa sudah puas untuk melampiaskan kemarahan Appa ? Jika belum lakukanlah lagi, sampai Appa benar-benar puas melampiaskan semuanya padaku." Jawab Jimin menatap lekat sosok di depannya
Jimin sebenarnya tidak terlalu ingat, semuanya terasa terjadi begitu saja. Saat Sang ayah menarik tangannya dan membawa paksa dia ke dalam ruangannya. Saat Sang Ayah mulai menampar dan memukulinya berkali-kali. Jimin tidak bisa memikirkan apapun saat itu. Bahkan saat tubuhnya sudah penuh dengan luka. Dia hanya bisa diam menerima semua itu. Jimin akhirnya mengerti arti dari diamnya sang ayah sejak pulang dan mengetahui semua hal yang terjadi. Sang ayah hanya menunggu saat yang tepat untuk melakukan semua ini.
"Kenapa ? Kenapa kau selalu memancing kemarahan Appa, Jimin-ah ? Kau tau sendiri jika Appa juga tidak mau melakukan ini." Ucap Tuan Park seraya mengurungkan niatnya untuk menampar Jimin
"Benarkah ? Bukankah Appa hanya ingin melakukannya ? Bukankah Appa hanya ingin menyalahkanku untuk semuanya ?" Ucap Jimin sakartis
"PARK JIMIN!"
"Jadi apa kesalahan ku saat ini ? Kecelakaan Jihyun ? Masalah perusahaan ? Atau masih ada masalah lain ?" Tanya Jimin sinis
"Kenapa kau melakukannya ? Siapa yang mengizinkanmu untuk menyentuh perusahaan ?" Tanya Tuan Park penuh emosi
"Aku hanya berusaha menyelamatkannya." Jawab Jimin cuek
"Harusnya kau menghubungi Appa. Kecelakaan Jihyun dan masalah Perusahaan. Harusnya kau memberitahu Appa semua itu. Apa kau ingin bersikap sok pahlawan dan mendapat pujian untuk semuanya ?" Ucap Tuan Park meninggi
Jimin tiba-tiba tertawa dan berhenti dengan senyuman yang sulit di artikan.
"Appa mengatakan hal yang sama dengan Jihyun. Kalian memang benar-benar ayah dan anak ya."
"Aku tidak peduli dengan apapun yang kalian semua pikirkan tentangku. Aku hanya berusaha melakukan yang terbaik untuk semuanya. Aku mungkin memang salah karena sudah sempat merahasiakan semuanya. Tapi bukankah semuanya jadi berjalan lancar. Appa dan Eomma berhasil meresmikan perusahaan baru dengan sukses. Yoongi hyung bisa menyelesaikan kasusnya tanpa hambatan. Keadaan Jihyun semakin membaik. Dan aku sudah berhasil menyelamatkan perusahaan. Bukankah semuanya berakhir baik untuk kalian semua ?" Ucap Jimin dengan senyum sendu yang mengembang di wajahnya
Tuan Park terdiam mendengar ucapan Jimin itu. Ya, semua yang dikatakan Jimin memang benar, tapi entah kenapa dia tetap tidak bisa menerimanya.
"Jangan membuat alasan! Sadarilah posisimu! Bukankah Appa sudah bilang agar kau tidak banyak bertingkah dan jalani saja peranmu dengan baik tanpa menarik perhatian orang lain." Bentak Tuan Park
"Ya, aku tau. Aku sadar betul posisiku di keluarga ini. Aku ini hanya orang asing dan bukan siapa-siapa disini. Tapi Appa tidak perlu terus mengingatkanku soal itu." Jimin mengepalkan tangannya menahan emosinya
"Appa! Tidakkah kau sadar, jika akar dari semua masalah yang terjadi di keluarga ini adalah Appa sendiri. Appa lah yang sudah menyebabkan kecelakaan Jihyun. Seandainya saja Appa tidak memaksanya untuk mengurus perusahaan, semua ini tidak akan terjadi. Dia tidak perlu menderita dan terluka seperti ini. Tapi gara-gara Appa, dia jadi mengalami semua itu. Aku yakin mendiang Jimin juga akan marah dan sedih karena apa yang dilakukan Appa pada Jihyun itu. Apa Appa ingin kehilangan Jihyun seperti kehilangan Jimin-"