Jimin Pov
Hari ini untuk pertama kalinya aku bisa berjalan-jalan berdua bersama Eomma setelah sekian lama. Rasanya aku sangat senang karena mungkin aku tidak bisa melakukannya lagi di masa depan. Di sepanjang jalan aku sengaja menggenggam tangan Eomma dan berjalan berdampingan dengannya. Hari ini aku ingin sedikit bersikap manja pada Eomma.
"Apa Eomma suka tas itu ?" tanyaku saat melihat eomma asyik memandang tas di tangannya
"Ya, sudah lama sekali Eomma tidak melihat-lihat tas seperti ini dan tas ini menarik perhatian Eomma sejak tadi."
"Apa Eomma menginginkannya ?" tanyaku padanya
"Ne ? Eomma memang menyukainya tapi bukan berarti Eomma ingin membelinya nak." Jawab eomma padaku
Aku tau dia sedang berbohong. Padahal tadi aku melihat dengan jelas mata eomma yang berbinar-berbinar melihat tas itu.
"Oke, karena eomma menyukainya itu artinya eomma menginginkannya juga kan. Jadi, kita beli saja tas itu ya."
Aku mengambil kembali tas itu lalu menyodorkan menyodorkannya pada pelayan disana.
"Tolong bungkus ini ya." Pintaku
"Jimin-ah! Eomma kan sudah bilang tidak ingin membeli tas itu, kenapa kau malah membelinya." omel eomma padaku
"Bohong, aku tau betul Eomma ingin membeli tas itu. Mata Eomma tidak bisa membohongiku."
"Tapi tas itu mahal sekali nak. Eomma memang sanggup membelinya tapi Eomma tidak mau menghamburkan uang hanya untuk sebuah barang seperti itu."
"Tenang saja Eomma, aku yang akan membayarnya."
Aku mengeluarkan kartu debit milikku dan menunjukkannya pada Eomma.
"Anakmu ini cukup kaya tau." Bisikku di telinga Eomma
Candaku pada eomma. Aku bisa melihat eomma yang tersenyum mendengar bualanku itu. Tapi aku juga tidak sepenuhnya berbohong soal itu.
"Tapi darimana kau mendapatkan semua uang itu ? Kau kan baru masuk kuliah nak." tanya eomma yang sepertinya keheranan
"Anak Eomma ini kan rajin menabung jadi aku punya banyak uang di tabunganku. Jadi Eomma tidak perlu khawatir soal uang oke!" Balasku seraya mengulas senyum
"Ya ampun, harusnya kau menyimpan uang itu untuk kepentinganmu di masa depan saja sayang. Kau tidak perlu menghamburkannya untuk membelikan barang untuk Eomma seperti ini." Ucapnya seraya mengelus kepalaku
Mendengar kata masa depan, tanpa sadar aku langsung terdiam dan menatap lekat eomma. Aku tidak tau apa masih ada masa depan untukku. Aku tidak tau apakah aku masih ada di masa depan nanti.
"Eomma! Jika aku bisa menggunakan uangku di masa kini kenapa harus menunggu masa depan untuk menggunakannya. Bagiku masa kini lebih penting untukku. Lagipula tidak masalah kan jika aku ingin memberikan hadiah dan membahagiakan Eomma sesekali. Jadi, jangan protes dan tolong terima saja hadiah dari anakmu ini." Jawabku seraya menatap lekat wajah eomma
Akhirnya setelah berdebat panjang dengan eomma, aku berhasil membelikan tas yang diinginkan eomma. Aku bersyukur karena sudah memberikan hadiah kecil untuk eomma. Karena dengan itu akhirnya aku bisa melihat ekspresi bahagia eomma yang jarang aku lihat belakangan ini.
