Chapter 30

2.1K 221 27
                                    

Di malam yang cukup sunyi terlihat seorang pria paruh baya yang sedang berdiri dalam diam untuk waktu yang cukup lama di sebuah ruangan serba putih. Dia menatap pilu seseorang yang saat ini terbaring di hadapannya.

“Jimin-ah!  Mianhae, jeongmal mianhae. Appa sudah terlalu banyak menyakitimu selama ini. Appa selalu melampiaskan semua kemarahan Appa padamu. Appa selalu melukaimu tanpa peduli rasa sakit yang harus kau alami. Mianhae karena Appa tidak menyadari kesakitanmu selama ini. Waktu itu kau bilang jika Appa membencimu, tapi itu tidak benar. Appa hanya terus teringat dengan mendiang Jimin setiap kali melihatmu dan itu rasanya cukup menyiksa Appa. Tanpa sadar Appa malah melampiaskan semuanya padamu hanya untuk menenangkan diri Appa sendiri. Padahal kau tidak bersalah apapun. Padahal Appa sendirilah yang sudah menjadikanmu bagian dari keluarga ini. Tapi Appa malah gagal menjadi sosok ayah untukmu. Maafkan Appa karena sudah membuatmu jadi seperti ini. Appa tau kesalahan Appa sudah terlalu besar padamu tapi Appa mohon maafkan Appa Jimin-ah. Appa janji akan menebus semua dosa Appa ini. Appa janji akan memperbaiki semua kesalahan yang telah Appa lakukan selama ini. Jadi, tolong maafkan Appa. Appa menyesal. Appa benar-benar menyesali semuanya.” Ucap Tuan Park dengan mata yang sudah berkaca-kaca

Setelah kejadian hari itu, ini adalah pertama kalinya Tuan Park melihat Jimin lagi. Dan apa yang dilihatnya saat ini sungguh menyayat hatinya. Wajahnya yang pucat pasi dan tubuhnya yang terlihat lebih kurus. Dia sudah mendengar tentang kondisi dan penyakit yang Jimin derita saat ini. Saat mengetahui semua itu, rasa sesal dalam diri Tuan Park semakin menjadi. Walau bagaimanapun dia sadar jika dialah penyebab Jimin jadi seperti ini. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk menebus kesalahannya dengan menyerahkan diri pada polisi.

“Jimin-ah! Kau harus sembuh nak! Appa tau kau anak yang kuat. Jadi tolong bertahanlah sampai akhir!” Bisiknya lalu mengecup kening Jimin yang masih terlelap

Setelah melakukan semua itu, Tuan Park langsung berbalik dan bermaksud untuk pergi dari ruangan itu. Namun saat Tuan Park sudah berada di ambang pintu dia terhenti karena suara seseorang.

“Apa Appa tidak ingin mendengar jawaban dariku ?”

Mendengar itu Tuan Park membelalakkan matanya saat melihat Jimin yang terbangun dari tidurnya.

“HYUNG!” teriak Jimin tiba-tiba

Tidak lama Yoongi dan dua orang berpakaian polisi langsung memasuki ruangan Jimin.

“Jimin-ah ada apa ? Apa yang terjadi ?“ tanya Yoongi cemas

Yoongi tiba-tiba menatap sang ayah yang berdiri di dekatnya.

“Tenanglah hyung, aku tidak apa-apa. Tidak terjadi apapun disini. Mianhae sudah membuatmu terkejut.” jawab Jimin

“T-tunggu bagaimana kau bisa tau jika ada hyung diluar ?” tanya Yoongi keheranan

“Itu tidak penting. Sebenarnya aku punya permintaan untuk kalian. Bisakah kalian membuka borgol di tangan Appa sebentar saja. Ada yang ingin aku bicarakan dengan Appa sebentar. Aku merasa tidak nyaman jika harus bicara dengan Appa jika tangannya masih terborgol seperti itu. Tenang saja, ini tidak akan lama. Lagipula Appa tidak akan menyakitiku jadi kalian tidak perlu khawatir.” pinta Jimin membuat semua orang terkejut

Yoongi akhirnya menuruti permintaan Jimin dan menyuruh polisi untuk membuka borgol itu.

“Sekarang bisakah kalian meninggalkan kami berdua lagi.” titah Jimin lagi

“Tapi Jimin-ah_”

“Sudah kubilang ini tidak akan lama hyung. Aku akan segera memanggil kalian lagi jika sudah selesai.” ucap Jimin lagi dengan tatapan memohon

I'm Not Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang