Chapter 26

2.2K 227 9
                                        

Semua bagaikan mimpi buruk bagi Jihyun. Yoongi yang dia harapkan akan membawa kabar baik untuknya malah memberikan kabar buruk tentang seseorang yang amat dirindukan nya. Koma. Satu kata yang membuat dunia Jihyun terasa runtuh seketika. Kenapa ? Bagaimana bisa semua ini terjadi pada Jimin ? Jihyun marah. Dia marah pada sang ayah yang sudah membuat Jimin jadi mengalami semua ini. Tapi dia lebih marah pada dirinya sendiri karena tidak menyadari kesakitan Jimin selama ini.

Saat ini Jihyun dan sang ibu sudah berada di depan ruang ICU setelah Yoongi memberitahu semuanya. Sepanjang waktu Nyonya Park terus menangis setelah melihat salah satu putranya harus terbaring lemah dan berjuang antara hidup dan mati disana. Bukan hanya Nyonya Park tapi Jihyun juga sempat menangis saat melihat Jimin. Suasana sendu terus menyelimuti mereka semua. Namjoon yang melihat semua itu justru sedikit merasa marah dalam hatinya. Bagaimana bisa tidak ada satupun dari mereka yang menyadari sedikit saja penderitaan Jimin selama ini ?

Suasana yang sejak awal sudah tidak bagus semakin kacau saat Tuan Park tiba. Tatapan penuh amarah langsung mengarah padanya dari semua orang disana. Mata Tuan Park yang sembab pun tidak membuat amarah mereka mereda begitu saja.

"Yeobo!" Tuan Park melangkah pelan mendekati sang istri

"Kenapa kau datang kesini ?"

"Yeobo! Aku-"

Plakk..

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Tuan Park.

"Siapa yang mengizinkan mu datang kesini ? Apa kau puas ? APA KAU PUAS SUDAH MEMBUAT JIMIN SEPERTI INI ?" teriak Nyonya Park penuh emosi

"Kenapa ? Kenapa kau begitu jahat Jisung-ah ? Kenapa kau harus melukai anak sebaik Jimin ? Sebenarnya apa salahnya padamu ? Kau benar-benar jahat! hiks.. hiks.." Tangis Nyonya Park kembali pecah

"Eomma tenanglah!" Yoongi memeluk sang ibu untuk menenangkan nya

"Yoongi-ya! Appa tau, Appa salah. Tapi tolong izinkan Appa untuk melihat keadaan Jimin sebentar saja!" Pinta Tuan Park memohon

"Maaf Appa tapi aku tidak bisa mengizinkannya. Jadi lebih baik Appa pergi dan jangan pernah mendekati Jimin lagi! Dan jangan lupakan ucapanku waktu itu! Aku akan membuat Appa membayar semua perbuatan Appa pada Jimin selama ini. Jadi sebelum saat itu tiba, lebih baik Appa merenungi semua kesalahan Appa." Ucap Yoongi menahan emosinya

Tuan Park akhirnya tidak punya pilihan lain selain pergi. Dia sadar betul jika semua ini terjadi karena kesalahannya. Dia benar-benar terbutakan oleh egonya tentang mendiang putranya sampai dia tidak menyadari jika dia sudah membuat Jimin sangat menderita karenanya.

.

.

.

.

.

.

Malam sudah tiba tapi Yoongi masih duduk termenung di salah satu lorong Rumah Sakit. Dia baru saja membujuk ibunya untuk beristirahat di rumah. Nyonya Park memang menolak keras tapi Yoongi terus berusaha membujuknya karena dia khawatir. Dia tidak mau ada anggota keluarga nya yang ikut jatuh sakit karena semua ini apalagi Jihyun yang baru saja sembuh pasca kecelakaan. Yoongi sebenarnya sudah menyuruh Jihyun untuk pulang tapi mengingat sifat keras kepala adiknya itu, dia akhirnya menyerah dan membiarkan Jihyun berada di samping Jimin. Walau bagaimana pun Yoongi sadar betul jika Jihyun lah yang paling terluka dengan keadaan Jimin saat ini.

"Maaf jika saya harus menyinggung ini ? Tapi ada sesuatu yang ingin saya pastikan ? Apa selama ini Jimin sering mendapatkan kekerasan fisik ? Sebenarnya saya menemukan cukup banyak bekas luka di tubuh Jimin. Mulai dari punggung, lengan, dan juga kakinya. Dan sebagai seorang dokter saya tau betul jika itu adalah luka dari hasil kekerasan fisik."

I'm Not Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang