Pagi ini Jimin bangun lebih pagi untuk pergi ke Kampus. Dia ingin mengurus perihal absensi nya belakangan ini. Namun saat dia turun dari kamarnya, dia melihat salah satu sosok yang amat dirindukannya. Padahal seingatnya tidak ada siapapun di rumahnya semalam.
"Eomma ?"
"Kau sudah bangun nak ? Eomma baru saja pulang untuk membawa beberapa pakaian dan makanan untuk Jihyun."
"Kenapa kau menatap eomma seperti itu ? Apa ada yang ingin kau katakan ?"
Tanya Nyonya Park lembut lalu mendekati anaknya itu"Apa eomma tidak marah padaku ?" Tanya Jimin pelan
"Marah ? Kenapa eomma harus marah ?"
"Aku sudah merahasiakan tentang masalah perusahaan dan kecelakaan Jihyun dari kalian." Jimin menundukkan kepalanya
"Mana mungkin eomma marah padamu. Kau melakukan semua itu karena punya alasan tersendiri kan. Eomma dengar kau juga sudah menyelamatkan perusahaan. Kerja bagus sayang. Kau sudah melakukan semuanya dengan baik." Nyonya Park mengelus kepala Jimin penuh kasih sayang
"Eomma! Bolehkah aku meminta sesuatu pada eomma ?" Tanya Jimin ragu
"Tentu saja. Apa yang kau inginkan ?"
Jimin terlihat ragu-ragu sebelum akhirnya membuka suara.
"Bolehkah aku memeluk eomma ?" Tanya Jimin dengan wajah sedikit memerah karena malu
"Ya ampun, kau tidak perlu izin untuk itu nak. Kemarilah!" Nyonya Park tersenyum sembari merentangkan tangannya
Grepp..
Jimin langsung memeluk erat sosok ibunya itu.
"Hangat." Ucap Jimin dalam hati
Rasanya hangat. Benar-benar hangat sampai Jimin tidak mau melepaskannya. Terlalu hangat sampai Jimin ingin menangis rasanya.
"Jimin-ah! Jika kau seperti ini karena Appa mu. Tolong jangan khawatirkan itu. Eomma yakin dia juga tidak marah padamu. Dia pasti tidak ada maksud untuk mendiamimu seperti itu. Jadi jangan terlalu dipikirkan!"
"Nde, aku tau Eomma." Jimin melepaskan pelukannya dan mengulas senyum
.
.
.
.
.
Lega. Mungkin itulah yang dirasakan Jimin saat ini. Melihat semuanya berjalan baik dan melihat Jihyun kembali tersenyum membuat beban di pundaknya perlahan menghilang. Hari ini pun akhirnya dia bisa kembali berinteraksi dengan Jihyun seperti biasa. Dan Jihyun juga sepertinya sudah mulai memaafkan dan melupakan kesalahannya.
"Bagaimana keadaanmu ? Apa kata dokter tentang kondisimu sekarang ?" Tanya Jimin yang sedang berdiri kursi roda Jihyun
Malam ini Jimin mengajak Jihyun untuk ke Taman Rumah Sakit karena dia bilang bosan di dalam ruangannya.
"Aku baik-baik saja. Luka-luka lainnya juga sudah hampir sembuh. Aku hanya tinggal menunggu kakiku sembuh total. Kata dokter kaki ku akan sembuh total dalam waktu 6 minggu. Tapi sekarang pun aku sudah mulai bisa berjalan dengan dibantu kruk. Mungkin minggu ini juga aku bisa pulang ke rumah." Jelas Jihyun
"Mianhae Jihyun-ah. Ini semua salahku. Jika saat itu kita-"
"Sudahlah, aku sudah terlalu bosan dengan kata maaf sekarang. Kau tidak perlu menyalahkan dirimu. Toh aku kecelakaan karena kesalahanku sendiri. Jadi aku harus menanggung resikonya sendiri. Lagipula ini tidak seburuk itu. Dengan ini aku jadi punya banyak waktu untuk istirahat. Keluarga kita juga bisa berkumpul dengan lengkap lagi. Bukan hanya itu, aku sudah mengatakan semua yang kurasakan pada Appa. Dan dia bilang aku bisa melakukan apapun yang ku mau mulai sekarang." Ujar Jihyun dengan senyum kotak yang mengembang di bibirnya
