Chapter 27

2.2K 248 45
                                    

Di ruangan serba putih terlihat seseorang yang terbaring lemah dengan berbagai peralatan medis menancap di tubuh ringkihnya. Setiap deru nafas yang  dia hembuskan terdengar sangat menyakitkan bagi siapapun yang mendengarnya. Dia yang tidak lain adalah Jimin sedang berjuang antara hidup dan matinya. Di sampingnya ada Jihyun yang setia menemani dan memegang erat tangannya.

Sejak mengetahui semua kenyataan yang ada. Jihyun terus menerus mengucapkan kata maaf pada Jimin. Dia benar-benar menyesal dan merasa bersalah atas semua yang sudah dilakukannya pada Jimin. Jihyun terus menerus menyalahkan Jimin atas apa yang harus di jalaninya. Tanpa pernah berpikir jika Jimin juga sama-sama menderita saat itu.

"Ini semua salahmu jimin-ah. Kau dan appa yang sudah menjerumuskanku ke dalam dunia yang tidak ku ketahui ini. Kau dan appa yang sudah menghancurkan semua impian dan kehidupan bahagiaku. Kalian yang sudah membuatku menderita."

"Aku sudah benar-benar muak denganmu Jimin-ah. Mulai sekarang kau tidak lebih dari orang asing bagiku. Jadi, berhenti mencampuri hidupku dan urus saja hidupmu sendiri!"

Jihyun tiba-tiba teringat akan semua perkataan buruk yang dia lontarkan pada Jimin saat itu. Jihyun baru tersadar jika selama ini dia tidak pernah memberikan Jimin kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Dia hanya bisa menyalahkannya tanpa pernah memikirkan perasaan Jimin yang sebenarnya.

"Jihyun-ah! Jika kau terlahir bukan sebagai anak kembar, apa kau akan lebih bahagia ?"

Saat itu Jihyun pikir pertanyaan itu hanyalah omong kosong Jimin padanya. Tapi akhirnya sekarang Jihyun mengerti maksud dari pertanyaan itu. Jimin sedang memastikan kebahagiaan nya. Jimin pasti takut jika selama ini Jihyun tidak bahagia karenanya.

"Kau bodoh Jimin-ah! Kau benar-benar bodoh! Kenapa kau tidak pernah mengatakan apapun padaku ?  Kenapa kau merahasiakan semuanya dariku ? Kenapa ? Kenapa kau melakukan semua itu ? Bukankah dulu kita pernah berjanji untuk tidak menyembunyikan apapun satu sama lain. Kenapa kau tidak mencoba untuk bergantung padaku ? Sesulit itukah sampai kau harus bergantung pada obat-obatan itu ?" Tanya Jihyun seraya menatap Jimin yang terbaring lemah disana

Hening. Tidak ada jawaban. Hanya suara EKG yang berbunyi nyaring di ruangan itu.

"Kau tau Jimin-ah ? Saat aku dengar bahwa kau bukanlah saudara kembarku, dunia terasa berhenti saat itu. Aku bingung, aku tidak tau harus bereaksi seperti apa. Disatu sisi aku merasa bersalah pada mendiang saudara kembar ku tapi di sisi lain aku tetap tidak bisa menerima semua fakta itu. Bagiku hanya kaulah satu-satunya sosok saudara kembar ku dan selamanya akan tetap begitu. Jadi, kumohon cepatlah bangun Jimin-ah! Kau boleh marah padaku. Kau boleh memukulku. Kau boleh melakukan apapun yang kau mau. Tapi kumohon, jangan menghukum ku seperti ini!" Ujar Jihyun yang sudah berurai air mata

.

.

.

.

.

.

Flashback On

Di sebuah balkon kamar, terlihat seorang remaja yang sedang berdiri seraya menatap langit malam dengan tenangnya.

"Kenapa kau belum tidur Jimin-ah ?" Tanya seseorang yang baru saja masuk

"Hyung ? Malam ini langitnya cerah jadi aku bisa melihat banyak bintang disana." Jawab remaja itu sambil menunjuk ke arah langit

"Tetap saja, jangan sampai kau tidur terlalu malam!" Nasihat sang kakak

"Nde, sebentar lagi aku tidur kok hyung." Jawabnya sedikit kesal

I'm Not Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang