Chapter 13

2.5K 253 20
                                    

Hari ini semua kembali seperti sebelumnya. Jihyun berangkat kerja saat dia bahkan belum membuka matanya. Dan Yoongi pun pergi tanpa berpamitan padanya. Jimin memang sudah terbiasa, tapi tetap saja dia merasa hampa.

Yoongi memang sempat menyuruh Jimin untuk tidak masuk kampus beberapa hari ke depan. Tapi berdiam diri di rumah hanya membuatnya bosan dan membuat dia mengingat berbagai masalahnya. Akhirnya dia pun memutuskan untuk tetap pergi kampus seperti biasa.

“Sungjae-ya!” seru Jimin pada Sungjae yang berada tidak jauh darinya

Sungjae yang mendengar itu berhenti sejenak sebelum melanjutkan langkah kakinya.

Kaget ? Tentu saja. Ini pertama kalinya Sungjae mengabaikannya. Sejak datang ke kampus, Jimin sangat sulit untuk menemuinya dan dia juga seolah terus menghindarinya.

“Sungjae-ya, tunggu!” Jimin berlari mengejar Sungjae

“Apa kau marah padaku ?” tanya Jimin sedikit terengah

“Menurutmu ?” Sungjae bertanya dengan nada sinis

“Mianhae, ku dengar kau mencari dan mengkhawatirkanku kemarin. Aku benar-benar tidak bermaksud membuatmu khawatir.”

“Apa hanya itu yang ingin kau katakan padaku ? Kau benar-benar berpikir aku marah hanya karena itu ?” Sungjae bertanya dengan nada kesal

“N-nde ?” Jimin tidak mengerti dengan maksud perkataan Sungjae. Memangnya apalagi kesalahannya selain itu.

Hahh.. Sepertinya kau bahkan tidak menyadari kesalahanmu sendiri. ” Ujar Sungjae mengacak rambutnya kasar

“Aku sungguh tidak mengerti perkataanmu Sungjae-ya. Memangnya apalagi yang membuatmu marah ?” Jimin kembali bertanya

“Karena kau sudah membohongi dan membodohiku.” Sungjae sedikit berteriak karena kesal

“Aku sudah tau semuanya Jimin-ah. Aku sudah tau semua tentangmu dari hyungmu. Kau tau ? Aku merasa seperti orang bodoh karena sama sekali tidak tau apa-apa tentangmu. Aku bahkan tidak tau jika kau memiliki saudara kembar selama ini.” lanjut Sungjae memelan

“Mainhae Sungjae-ya, aku tidak bermaksud untuk menyembunyikan nya darimu. Tapi aku juga punya alasan sendiri melakukan semua itu.”

“Jadi, apa alasanmu menyembunyikan semua itu ?” tanya Sungjae serius

“A-aku tidak bisa memberitahumu.” jawab Jimin bergumam pelan

“Lihat! Kau bahkan tidak bisa mengatakannya kan ? Mian, sepertinya aku terlalu percaya diri karena berpikir kita sudah benar-benar berteman baik. Tanpa kau beritahu pun aku mengerti, kau tidak pernah menganggapku sebagai temanmu kan ? Mianhada Jimin-ah. Aku pasti membuatmu tidak nyaman selama ini. Tenang saja, seperti yang pernah kau katakan dulu. Aku tidak akan mengusikmu mulai saat ini. ” Sungjae tersenyum kecut lalu pergi setelah menyelesaikan ucapannya

Mendengar ucapan itu Jimin hanya bisa terdiam di tempatnya. Dia ingin bergerak, tapi tubuhnya menolak. Dia ingin berteriak tapi lidahnya terasa kelu hingga dia tak mampu berucap. Untuk kesekian kalinya Jimin telah membuat seseorang pergi meninggalkannya.

Sakit. Rasanya menyakitkan. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Jimin merasa dunianya hancur dan waktu serasa berhenti berputar. Jimin ingin menghilang. Dia benar-benar ingin menghilang saat itu juga.

.

.

.

.

.

.

Hari sudah hampir tengah malam. Namun seseorang berperawakan tinggi baru saja pulang ke apartement nya. Sesekali pria itu menghela nafas lelah dan menggosokan tangannya yang dingin karena cuaca yang akan segera memasuki musim dingin.

I'm Not Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang