Chapter 3

4.8K 480 35
                                    

Jimin duduk di kursi panjang sendirian. Sesekali dia menatap sendu lengannya yang penuh dengan goresan-goresan merah. Setelah sebelumnya berpikir cukup lama, Jimin memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. Di rumahnya tidak ada siapapun. Orang tua juga kedua saudaranya belum kembali ke rumah. Dia pun lebih leluasa untuk pergi tanpa khawatir ada yang melihat keadaannya.

Setelah menunggu cukup lama. Jimin akhirnya mendapat giliran pemeriksaan. Dia diperiksa oleh satu dokter yang memang sudah dia kenal sebelumnya. Kim Seokjin, dokter yang Jimin kenal 2 tahun lalu secara kebetulan.

“Jimin-ah ? Apa yang kau lakukan disini ?”tanya dokter itu

“Menurut dokter, untuk apa seorang pasien mendatangi rumah sakit ?”

Dokter Kim terkekeh mendengar ucapan pasiennya itu.

“Aku ingin mengobati kakiku. Dua hari lalu aku sempat cedera saat berolahraga dan aku baru mengobatinya semalam. Pagi ini juga aku sempat demam tinggi.” Jimin melanjutkan perkataannya dengan menjelaskan kondisinya

“Baiklah, aku akan memeriksanya.” ucap dokter itu yang sudah paham

Dokter Kim akhirnya melakukan beberapa pemeriksaan termasuk melakukan rontjen untuk melihat keadaan kaki Jimin.

Akhh..” ringis Jimin saat dokter memegang pergelangan kakinya

“Aku sudah melihat hasil rontgen kakimu. Dan sepertinya tulang kakimu sedikit retak. Jadi untuk sementara waktu kakimu harus di gips.” dokter menjelaskan

“Kupikir kakiku hanya terkilir biasa.”

“Itulah kenapa kau harus segera memeriksakan diri saat mengalami cedera Jimin-ah. Luka yang kau anggap kecil bisa berakibat fatal jika terlambat penanganan.”

Dokter Kim berujar setelah selesai memasang gips pada pergelangan kaki kanan Jimin.

“Dok!”

“Ya ?”

“Bisa kau obati luka ini juga.”

Jimin menyingkap lengan bajunya dan menunjukkan luka yang baru saja di terimanya.

“Yak! Apa yang terjadi pada lenganmu ? kenapa kau bisa mendapat luka-luka ini ?” Tanya dokter kim yang cukup terkejut melihat banyak goresan luka di tangan Jimin itu

“A-aku tidak bisa menjelaskannya. Jadi, bisakah dokter mengobati luka ini tanpa bertanya apapun ?”

Nada bicara Jimin sedikit berubah saat dokter itu bertanya tentang lukanya. Jimin bukannya tidak bisa memberitahukan soal itu. Tapi Jimin memang tidak mau membahasnya dengan siapapun. Bagi Jimin itu hanya akan menambah luka di hatinya.

Dokter Kim akhirnya mengobati luka di lengan Jimin juga. Selama dokter kim mengobati lukanya, Jimin hanya terdiam. Dia lagi-lagi menatap nanar luka-luka di lengannya itu. Dia sesekali menahan ringisannya saat luka itu tersentuh oleh dokter kim.

“Panggil saja hyung!” ucap dokter kim tiba-tiba

Jimin yang sibuk dengan lamunannya sedikit terkejut saat dokter itu tiba-tiba berbicara padanya.

“Ne ?”

“Sudah kubilang kau boleh memanggilku hyung Jimin-ah.”

“Tapi_”

“Kalau begitu aku ubah perkataanku. Kau harus memanggilku hyung mulai sekarang! Sudah kubilang, kau tidak perlu merasa canggung di depanku.” titah dokter kim seraya menatap Jimin

“Arraseo, h-hyung.”

Seokjin akhirnya tersenyum puas saat mendengar ucapan Jimin itu.

“Nah, seperti itu.”

I'm Not Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang