36 - In The End, Love Will Always Win

1.5K 160 54
                                    

Is it really final chapter?
Hmmm~ 🌚

.

.

.

>>>

Semilir angin yang bertiup dari arah jendela berbingkai putih di kamar pelan-pelan mengusik kenyamanan tidur Chaeyoung yang masih dibalut hangatnya selimut tebal. Tak hanya itu saja, bunyi decitan kaca jendela yang bergerak-gerak juga punya andil besar dalam membuat wanita itu terbangun dari tidurnya. Dengan malas-malasan, ia akhirnya membuka kedua mata sambil berdecak melawan rasa kantuknya ketika pandangannya tertuju ke arah jendela.

Sial! Siapa sih yang membuka jendela kamar saat aku masih tidur? Tidak sopan.

Sudah bisa ditebak, kan? Jelas bukan kalimat bernilai estetika tinggi—penuh pujian pada alam yang akan muncul dari mulutnya pagi ini. Tidak sepenuhnya bisa disalahkan mengingat Chaeyoung baru saja sadar dari efek mabuknya tadi malam.

Sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing, gadis berkulit pucat itu akhirnya bangkit dari posisi tidurnya kemudian berjalan lambat menuju jendela—bersiap untuk menutupnya lagi. Namun belum sempat Chaeyoung menutup kaca jendela sepenuhnya, ia tiba-tiba tersadar akan perbedaan tampilan pada kamar yang ditempatinya saat ini. Ia juga kaget saat melihat dirinya dalam pantulan kaca. Chaeyoung terlihat mengenakan kemeja lengan panjang berwarna biru langit. Kemeja itu terlalu besar untuk ukuran tubuhnya hingga menutupi tangannya sampai ke ujung jari dan menutup kaki hingga di bagian setengah paha.

Chaeyoung refleks berbalik arah untuk memperhatikan seisi kamar tempatnya berada saat ini. Mulutnya tercengang hebat saat ia menyadari bahwa kamar itu bukanlah kamarnya melainkan kamar tamu yang digunakan Jaehyun selama tinggal di apartemennya. Dari kemeja yang dikenakannya juga tercium aroma parfum yang biasa digunakan oleh Jaehyun. Chaeyoung pun mengintip dari bagian leher kemejanya dengan panik. Namun detik berikutnya ia menghela napas lega sebab tak ada yang berbeda di bagian tersebut. Ia masih mengenakan pakaian dalam yang sama seperti kemarin.

Sambil berjalan gontai ke arah tempat tidur, ingatannya akan kejadian tadi malam kembali muncul. Tentang bagaimana ia tak henti-hentinya menggelayut di pelukan Jaehyun selama perjalanan pulang ke apartemen, bagaimana ia mencurahkan seluruh isi hatinya sebelum tidur, dan bagaimana ia merengek untuk minta tidur bersama meski Jaehyun menolaknya. Bahkan untuk mewujudkan hal itu, Chaeyoung sampai melemparkan kunci kamarnya dari balkon dengan sengaja.

"Tidak. Itu tidak mungkin. Tidak mungkin aku melakukan itu. Kenapa aku jadi murahan begini padahal dia telah menolakku? Terus bagaimana aku harus menghadapinya setelah ini? Ah, Park Chaeyoung kau benar-benar memalukan..." monolognya dengan suara tipis sembari meremas rambutnya yang berantakan.

Sehabis menyesali kemurahannya tadi malam untuk beberapa saat, Chaeyoung akhirnya memutuskan untuk membuka pintu kamar Jaehyun secara perlahan. Ia kemudian mengeluarkan kepalanya untuk mengintip keadaan sekitar. Dan bingo! Tak ada siapa-siapa di sana.

Chaeyoung pun berjalan cepat menuju kamar mandi yang tak jauh dari kamar tersebut lalu membasuh wajahnya hingga membuat rambutnya sedikit basah. Tak lupa ia juga menggosok giginya dengan jari telunjuk. Hal itu sengaja dilakukannya untuk berjaga-jaga siapa tahu ia bertemu Jaehyun saat hendak melarikan diri menuju kamar tidurnya. Setidaknya, setelah tertolak tadi malam, Chaeyoung tidak ingin menunjukkan tambahan poin sisi buruknya di depan pria itu. Usai membereskan wajah mabuknya, Chaeyoung lagi-lagi mengintip dari balik pintu kamar mandi untuk melihat situasi.

Masih tidak ada siapa-siapa! Mungkin dia sedang berolahraga. Ini kesempatanku untuk segera pergi ke kamar, mandi kilat, ganti baju, kemudian kabur ke kantor. Aku tidak boleh bertemu Jaehyun hari ini. Tidak boleh. Kunci cadangan kamarmu ada di laci dekat pintu kamar. Kau siap, Chaeyoung? Let's go!

Way Back Into Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang