07 - Bimbang

763 149 20
                                    

Hai, hai akhirnya update juga part 7 :)
Kali ini chit chatnya di awal gapapa ya..
Sebelumnya mau ngucapin selamat datang untuk pembaca yang baru bergabung
Semoga kalian selalu terhibur dan nggak sabar buat baca updatean selanjutnya

Terima kasih untuk kalian yang sudah bersedia meninggalkan vote dan commentnya
Karena vote dan comment akan selalu jadi semangat buat yang nulis ^^

Happy Reading, guys!
XOXO

.

.

.

>>>

Hanya suara derasnya hujan dan desauan angin yang terdengar saat itu. Setelah hampir 10 menit menangisi keadaan, Chaeyoung akhirnya menyerah dan menerima nasib buruknya. Ia kini duduk manis sambil memeluk kedua kakinya di kursi panjang yang telah mereka pindahkan ke dekat pintu besi--satu-satunya tempat di rooftop yang memiliki atap untuk berlindung. Meski begitu, cipratan air hujan masih saja mengenai tubuh Chaeyoung dan Jaehyun.

"Maaf. Karena ideku kau juga harus ikut terperangkap di sini." ujar Chaeyoung pada Jaehyun yang duduk di sebelahnya.

"Tidak perlu minta maaf. Salahku juga tidak memikirkan hal seperti ini akan terjadi."

Keduanya tidak saling bertatapan. Pandangan mereka lurus ke depan memperhatikan tiap tetesan air hujan yang membasahi rooftop. Sementara itu waktu terus berjalan tanpa adanya percakapan diantara keduanya hingga gadis itu merasakan matanya mulai berat. Rasa kantuk yang menyelimuti Chaeyoung membuat kepalanya bergerak-gerak tak tentu arah.

"Kau ingin tidur?" Jaehyun akhirnya menolehkan pandangannya pada Chaeyoung.

"Huh? Tidak, tidak. Aku tidak ingin tidur." kata Chaeyoung cepat. Cowok itu tersenyum melihat sikap dan ucapan yang ditunjukkan gadis itu sama sekali tidak sinkron.

"Tidurlah. Jangan khawatir. Ayahmu akan segera sadar kalau kau tidak ada di rumah. Dia pasti pasti menemukan kita di sini."

"Tidak. Kalau aku tidur aku merasa semakin bersalah padamu. Aku tidak mau merepotkan. Aku janji." ujar gadis itu lagi sambil mengusap-usap kedua lengannya. Dinginnya malam perlahan menggerogoti tubuhnya.

Jaehyun terdiam sejenak sambil menatap gadis di sebelahnya dengan seksama. Tak lama kemudian ia membuka jas yang dikenakannya lalu memberikannya pada Chaeyoung. Gadis itu pun menoleh padanya.

"Aku kan sudah bilang tidak akan merepotkanmu. Kau juga kan membutuhkannya. Pakailah lagi. Aku tidak apa-apa." Chaeyoung mengembalikan jas tersebut ke pangkuan Jaehyun.

"Sudah menjadi tugasku melakukan ini. Kau tidak boleh menolaknya." tegas Jaehyun sembari memakaikan jas tersebut pada Chaeyoung.

"Ini bukan masalah tugasmu atau tidak. Ini tentang kemanusiaan. Kau juga harus memikirkan dirimu sendiri!" Chaeyoung menaikkan nada suaranya.

Saat ia hendak mengembalikan jas itu lagi, Jaehyun segera menghentikannya. Tangan Jaehyun menggenggam pergelangan tangan gadis itu dan dalam hitungan detik ia bisa merasakan bahwa tangan Chaeyoung bergetar, lebih tepatnya menggigil karena kedinginan. Bukan hanya tangannya namun kedua lutut gadis itu juga menunjukkan hal yang sama. Wajah Chaeyoung juga tampak pucat.

"Hei, kau tidak apa-apa?" tanya Jaehyun khawatir.

Chaeyoung buru-buru menepis tangan Jaehyun dan mengalihkan pandangannya, "Tidak apa-apa." jawabnya ketus.

Tanpa berlama-lama Jaehyun akhirnya menarik gadis itu mendekat padanya. Chaeyoung membulatkan kedua matanya saat wajah Jaehyun berada tepat di depannya dengan jarak yang sangat dekat.

Way Back Into Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang