11 - Untuk Soojung

835 134 9
                                    

>>>

Sudah hampir dua jam lebih Ryujin mengelilingi salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Seoul dalam rangka mencari kado yang pas untuk Soojung, kakak tercintanya yang sebentar lagi berulang tahun. Tentu saja Ryujin tak hanya seorang diri, dengan ratusan kalimat ancaman dan paksaan ala Ryujin ia akhirnya berhasil menyeret Haechan untuk ikut menemaninya. Tadinya Ryujin juga mengajak Hyunjin ikut serta tapi cowok itu mendadak mendapat telepon dari Ibunya yang meminta Hyunjin untuk pulang lebih awal.

"Tulang kakiku hampir keropos setelah kita naik turun eskalator terus menerus tanpa tujuan yang jelas." rengek Haechan meskipun mulutnya dipenuhi es krim vanilla favoritnya-- hasil sogokan dari Ryujin.

Ini memang bukan salah Haechan. Siapapun yang ikut menemani gadis itu pasti akan mengeluhkan hal yang sama. Ryujin sendiri sebenarnya masih bingung hadiah apa yang diinginkan oleh kakaknya. Tapi daripada berdiam diri sambil merenung, ia lebih memilih untuk memikirkannya sambil berjalan. Siapa tahu di tengah jalan Ryujin menemukan hadiah yang pas.

"Maaf. Tapi sejujurnya aku juga bingung harus beli apa. Ternyata aku tidak tahu apa-apa tentang Soojung-eonnie." kata Ryujin yang akhirnya duduk di salah satu kursi santai yang ada di mall. Ia mengurut-urut kedua kakinya sejenak.

"Lihat, kan? Kau masih saja melakukan hal bodoh dan bahkan memaksaku untuk melakukan hal yang sama. Aku jadi mengasihani diriku sendiri sekarang." Haechan berdiri tepat di hadapan Ryujin sambil berkacak pinggang.

"Jadi, maksudmu kau mau membiarkanku sendiri di sini? Coba saja kalau berani. Akan kuretakkan rahangmu." Ryujin dengan sigap mengarahkan kepalan tangannya untuk menggertak Haechan. Cowok itu pun mengerucutkan bibirnya dan berhenti protes.

"Chan-ah, apa sebaiknya aku beli perlengkapan bayi saja, ya? Kurasa itu satu-satunya yang diperlukan oleh Eonnie."

"Perlengkapan bayi katamu? Kau tidak takut kalau nanti Soojung-noona marah. Dia bisa tersinggung karena pemberianmu itu."

"Tersinggung bagaimana maksudmu? Aku kan memberikan itu untuk persiapan setelah keponakanku lahir."

"Keponakan?! Maksudmu... Soojung-noona..." Haechan shock dengan ucapan Ryujin.

"Bingo! Eonnie akhirnya hamil. Aku akan segera mendapat keponakan!" seru Ryujin sembari tersenyum cerah.

Wajah Haechan pun ikut berubah. Ia menunjukkan senyum terbaiknya untuk merayakan kebahagiaan yang dirasakan oleh tetangganya itu.

"Wah, kalau begitu sebentar lagi aku juga akan jadi Paman, dong. Padahal aku masih semuda ini. Tidak terasa ya..." kata Haechan yang malah disambut tatapan dingin dari gadis itu.

"Paman? Darimana asalnya? Dia tidak akan pernah menjadi keponakanmu. Tidak akan!"

"Hei, kau pikir dia akan bersyukur punya Bibi sepertimu? Itu justru mimpi buruk baginya."

"Ya, Lee Haechan!!" teriak Ryujin kesal. Bukannya menyesali kata-katanya Haechan justru menjulurkan lidahnya mengejek Ryujin.

"Sudahlah. Salahku meladeni orang gila sepertimu. Sekarang kita harus kembali ke toko perlengkapan bayi di lantai empat. Aku sudah putuskan untuk beli itu saja. Ayo, ikut aku!" ujar Ryujin yang berdiri dari posisi duduknya.

"Kau mau kita kembali ke lantai empat?! Astagaaa... kau tidak lihat kakiku sudah mulai berubah bentuk? Aku akan ikut kalau kita naiknya pakai lift. Aku tidak mau lewat eskalator lagi."

"Kalau naik lift lama. Kita butuh cepat. Eonnie akan membunuhku kalau sampai telat pulang lagi."

"Pakai lift." Haechan tetap pada pendiriannya.

Way Back Into Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang