10 - Permintaan Maaf

849 151 1
                                    

>>>

Malam yang mengejutkan. Judul yang pas untuk menggambarkan keadaan Chaeyoung dan Eunha saat ini. Tak satupun dari mereka mengira hal ini akan terjadi. Eunha merasa mengkhianati seorang teman meski kenyatannya tidak begitu namun kesalahpahaman yang besar tak dapat terelakkan karena ia selalu menyembunyikan isi hatinya pada Chaeyoung.

"Chae... Chaeyoung-ah" kata Eunha panik.

Ia menatap Chaeyoung nanar. Sama seperti Chaeyoung, kedua mata Eunha juga menunjukkan betapa hancurnya ia saat ini. Air mata mengalir membasahi pipi mereka.

"Kau... ada hubungan apa dengannya?" tanya Chaeyoung parau.

"Aku... aku..." Eunha tak mampu berkata-kata. Ia hanya menundukkan kepalanya sambil memegangi Eunwoo yang kembali bergelayut di lengannya karena hampir jatuh setelah kehilangan keseimbangan.

"Maaf, Nona Eunha. Ini ponsel pacar anda tertinggal di warung. Untung kalian belum pergi jauh." kata wanita pemilik warung dengan napas tersengal-sengal. Sepertinya ia buru-buru menghampiri Eunha agar tak kehilangan jejak.

Chaeyoung mendelik, ia merasa mengenali suara wanita itu.

"Ahjumma, apa Anda yang menghubungiku untuk segera datang kemari?" tanya Chaeyoung pada wanita itu. Wanita pemilik warung menoleh ke arah Chaeyoung kemudian mengernyitkan dahinya.

"Eumm...maaf, Anda siapa ya?" tanyanya.

"Chaeyoung. Bukankah Anda yang menghubungiku untuk menjemput pemuda yang sedang mabuk?"

"Ahh, Iya benar! Tadi aku memang menghubungi dua orang. Yang pertama aku mencoba menghubungi panggilan cepat nomor satu di ponsel pemuda ini tapi karena dia tidak menjawab jadi aku mengirimkannya pesan kemudian aku menghubungi nomor di panggilan keluar terakhirnya dengan nama Chaeyoung." jelas wanita itu yang akhirnya membuat Chaeyoung semakin mengerti dengan keadaan saat ini.

"Jadi... dengan kata lain nama yang muncul pada panggilan cepat nomor satu di ponselnya adalah... Eunha?" tanya Chaeyoung yang kembali memperjelas. Mendengar hal itu Eunha semakin menundukkan kepalanya.

"Eungg...kurasa begitu." jawab wanita itu dengan raut wajah bingung.

Chaeyoung akhirnya mengambil ponsel Eunwoo dari tangan wanita pemilik warung, "Baiklah. Terima kasih atas penjelasannya. Anda boleh pergi sekarang."

Hanya dalam hitungan detik wanita pemilik warung itu pun akhirnya melengos pergi bersama dengan kebingungan yang masih berputar di kepalanya.

Chaeyoung kembali mengarahkan pandangannya pada Eunha lalu berjalan menghampirinya "Aku tidak akan bertanya banyak hal padamu. Hanya satu pertanyaan. Tapi tolong jawab satu pertanyaan ini dengan jujur. Aku mohon." kata Chaeyoung pelan.

Eunha perlahan mengangkat wajahnya dan memberanikan diri untuk menatap Chaeyoung.

"Apakah... kalian sudah bersama sejak aku pindah ke Australia?"

Air mata Eunha mengalir deras sebelum akhirnya mengangguk pelan yang membuat dada Chaeyoung semakin terasa sesak. Ia merasa telah dibodohi oleh kedua orang di hadapannya. Padahal rasa bersalah yang amat dalam sempat ditanggungnya karena ia merasa telah mengkhianati Eunwoo setelah memutuskan pertunangan mereka. Namun pada kenyataannya justru dialah yang telah ditipu. Dan satu hal yang membuat hatinya lebih perih adalah ia justru ditipu oleh orang yang selama ini ia percaya--satu-satunya orang yang dianggapnya sebagai sahabat.

Chaeyoung menganggukkan kepalanya sebelum akhirnya menangis sesenggukan. Eunha pun mencoba menyentuh pundaknya namun gadis itu menghindar dengan cepat.

"Chaeyoung-ah... aku bisa jelaskan padamu." kata Eunha dengan suara bergetar.

"Tidak perlu. Semuanya sudah jelas. Terima kasih atas semua kebaikan yang telah kau lakukan selama ini padaku. Aku tidak akan melupakannya hanya karena hal ini."

Way Back Into Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang