Chapter 3

34 3 0
                                    

Tanpa terasa fajar hampir tiba. Ini saatnya Mithriel kembali ke istana.

"Sudah hampir fajar, aku kembali," ucap Mithriel dan turun dari atas atap toko. Masuk ke tengah keramaian.

"Egoz, kau tidak penasaran tentang asal usul Reeyn? Dia mirip seperti seseorang." Sean berdiri, dan melompat turun.

"Tidak. Tidak ada urusan dengan ku juga, melihat di baik baik saja berarti dia tidak apa apa."

"Pemikiran yang benar benar tidak peduli seseorang," sambung Nincel.

"Kalau mau kau saja yang pergi mencari asal usul Reeyn, aku sih tidak mau."

"Sudahlah, ayo pulang. Anak anak pasti sudah menunggu," ucap Sean dan menarik tangan mereka berdua.

Sebagian toko yang tutup mulai terbuka, toko toko yang tadi malam buka mulai tutup digantikan toko yang baru buka.

Walaupun masih belum fajar aktivitas baru pagi hari sudah mulai berjalan lagi.

Orang orang yang malam tadi tidak tidur, kembali ke rumahnya atau ada yang tertidur di kedai dan di depan toko yang tutup.

Mithriel kembali ke gang kecil, dia memanjat tembok dan melompat masuk ke halaman istana. Lalu memanjat pohon dan melompat lagi dari satu pohon ke pohon yang lain.

Mithriel segera mengganti baju setelah sampai di kamarnya. Memakai baju tidur yang sebelumnya ia gunakan.

Dia juga menyimpan barang barang yang ia bawa pada tempatnya semula, menutup jendela, dan mencuci mukanya, kemudian masuk kedalam selimut yang hangat dan memejamkan mata seolah tidk terjadi apa apa malam tadi.

"Tuan Putri.... Waktunya bangun," Panggil Lira.

Mithriel mengerjapkan mata beberapa kali, sinar matahari sudah masuk ke kamarnya. "Tuan Putri, cepat bangun. Hari ini pelajarannya Professor anda tidak boleh telat."

"Iya iya."

"Rasanya aku baru tertidur lima menit," Batin Mithriel.

"Huaaaah" Dia Menguap sangat lebar. Itu tidak sopan untuk seorang Putri.

Selesai mandi dia pergi bersama Ravi ke ruang pembelajaran. Membawa beberapa buku ditangannya.

"Selamat pagi, Professor."

"Salam Tuan Putri, Kehormatan Tuneca bersama anda." Professor membungkuk memberi salam.

Pembelajarannya dimulai. Hari ini belajar tentang sejarah.

Pembelajaran yang mudah untuk Mithriel. Professor menjelaskan apa apa saja yang terjadi sampai Tuneca mencapai kemenangan atas kerajaaan sekarang.

".... Tuan Putri Mithriel, jelaskan siapa Ksatria yang membunuh Raja terdahulu."

"Pembunuh Raja terdahulu adalah Ksatria Wcherin, dan sampai sekarang keluarga Wcherin menjadi Ksatria yang menjaga keluarga kerajaan. Salah satu keturunan Wcherin adalah Ksatria penjaga saya, Ravi Wcherin." jelas Mithriel.

Professor mengangguk paham. Dia tau materi ini adalah materi yang dikuasai oleh Mithriel, ekspetasi nya sesuai dengan yang ia duga.

"Tugas yang anda kerjakan adalah, rencana Tuneca menyerang Kerajaan terdahulu dan apa alasan Tuneca menyerang Kerajaan Terdahulu," ucap Professor.

Mithriel mencatat tugasnya dengan baik "baiklah sampai disini saja pertemuan kita. Tugas akan dikumpulkan di pertemuan selanjutnya. Salam Tuan Putri, kehormatan Tuneca bersama anda," ucapnya lalu pergi.

Mithriel juga langsung meninggalkan ruangan pembelajaran, dia kembali ke kamarnya. Dan langsung merebahkan diri di sofa kamarnya.

Dia menutup matanya secara perlahan, kantuk menguasai jiwanya. Dia sudah tidak tahan lagi.

Si Petualang dengan Busur || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang