"Ayah, Mithriel ingin belajar sihir,"
"Kenapa?"
"Mithriel harus melindungi diri sendiri," ucap Mithriel mendekat ke arah meja kerja Mithren.
Mithren tidak ingin menolak permintaan Mithriel. Tapi, dia khawatir apa yang pernah terjadi terulang lagi.
"Ayah?" tanya Mithriel.
"Akan aku pikirkan." Wajah bahagia Mithriel perlahan menghilang saat dia melihat wajah khawatir Mithren.
"Apa yang terjadi? Kenapa wajah ayah seperti itu?"
Mithriel mundur perlahan dan mengangguk, "baik, ayah." ucapnya dengan nada bicara lesu.
Mithren melihat Mithriel keluar tanpa berkata apa pun, sekejap ingatannya tentang seseorang mirip dengan Mithriel kembali.
"Yang Mulia, Saya ingin belajar sihir."
"Kenapa tiba tiba, Eriel?"
"Saya juga harus melindungi diri sendiri, saya tidak mau terus bergantung pada Yang Mulia,"
Raut wajah yang sama kembali menyambar ingatan ingatan dikepalanya. Seseorang yang berusaha keras ia lupakan, "maafkan aku, Eriel."
.....
Mithriel menuju ruangannya dengan menghentakkan kakinya keras karena merasa marah tidak diizinkan belajar sihir oleh Mithren. Ravi melihatnya dengan tersenyum. Jarang sekali melihat Mithriel menggerutu dengan wajah yang ditekuk. Ia berfikir Tuan Putri nya itu, sangat lucu hari ini.
"Haaah! Aku benci ayah!" protes Mithriel. Dia langsung merebahkan dirinya di tempat tidur. Lira yang sedang menyiapkan berbagai macam surat untuk dibalas bingung dengan sikap Mithriel.
"Ada ap-" ucapnya terpotong.
Tok....
Tok....
Tok....Semua mata tertuju pada jendela. Ravi sudah mengeluarkan sihir penjaganya melindungi seluruh ruangan. Karena tidak ada siapapun yang masuk mengetuk jendela, itu pasti penyusup pikir Ravi.
Mithriel membuka satu matanya karena dia sudah hampir tertidur tadi.
"Athall?"
Mithriel berjalan kearah jendela, "Tuan Putri!" teriak Ravi.
Mithriel membuka jendela, "hei!" Athall muncul dengan posisi terbalik. Wajahnya berhadapan dengan wajah Mithriel.
"Aaaak!"
*BUGH!
Mithriel meninju muka Athall sangat keras hingga ia terjatuh. Walau dia tau itu Athall, muncul tiba tiba seperti itu tetap membuat dirinya dan siapapun bisa terkejut.
"Aduuuhh, tanganmu sangat kuat," ucapnya sambil memegang pipinya yang membiru. "Kau mengagetkan ku!"
Ravi yang melihat orang asing di hadapan Mithriel, langsung menarik Mithriel kebelakang nya. "Siapa anda?" tanya nya.
"Ah! Aku Athall, penyihir menara Putih." ucapnya sambil membungkuk. Penyihir menara Putih merupakan penyihir penjaga kerajaan.
"Kau penyihir?" tanya Mithriel. Dia baru mengetahuinya.
Ravi melepaskan sihir perlindungan dari ruangan Mithriel, dan segera berjalan masuk ke dalam ruangan. Membiarkan Mithriel dan Athall.
"Ya sudah, aku obati di dalam." ucap Mithriel..
"Lira, tolong bawakan kotak obat. Aku perlu mengobati orang ini."
Athall ingin memukulnya karena menyebut dirinya "orang ini". Tapi melihat wajah Ksatria penjaga Mithriel, membuatnya berfikir dua kali. Bagaimana jika ia langsung dihukum mati karena memukul kepala seorang putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Petualang dengan Busur || END
FantasySeorang Putri kerajaan yang tidak memiliki sihir dan hanya menggunakan senjata untuk perlindungan dirinya, yang bahkan senjata sudah tidak pernah lagi dipakai oleh manusia sejak 300 tahun yang lalu setelah sihir ditemukan. Dia adalah Mithriel, yang...