"Kak, karena besok debutante. Kau ingin pergi ke kota tidak?" tanya Nimriel.
"Boleh, akan aku panggil mereka untuk menyiapkan kereta kuda."
"Tidak!" Nimriel menarik tangan Mithriel.
"Kenapa?"
"Aku ingin kita saja yang berkuda."
"Kau gila Nimriel? Mana mungkin diperbolehkan oleh para prajurit. Kita masih anak berumur 15 tahun. Tapi, kau bisa berkuda?" tanya Mithriel. Selama ini dia tidak pernah melihat adiknya itu berkuda, dia khawatir.
"Tenang saja kakak, disekolah kami dilatih untuk berkuda. Dan pasti kita di izinkan, aku sudah meminta izin pada kakek."
Ravi dan Tara datang bersama kuda untuk mereka tunggangi ke pasar. Wajah tak rela Tara terus terpampang saat ia membawa kudanya Nimriel.
"Nona, apa sebaiknya kami ikut dengan kalian saja?" tanya Tara dengan wajah penuh kekhawatiran.
"Tidak! Aku mau pergi berdua dengan kakak. Kalau kalian mengikuti, aku akan mengadu pada kakek, dan menyuruh kalian membersihkan kandang kuda!" ketus Nimriel.
"Nona!" sahut Tara. Dan Nimriel tidak mempedulikannya, dia sudah naik ke kudanya.
"Tuan Putri?" panggil Ravi.
"Tidak apa apa, kau membawa pisauku dan jubahku juga kan?"
"Iya, Tuan Putri." Ravi memberikan Jubah dan senjatanya.
Ravi juga khawatir, tapi dia mempercayai Mithriel, dan Tuan Putri-nya yang keras kepala ini tidak bisa dibantah.
Sementara Nimriel dan Tara masih bertengkar.
Mithriel menepuk pundak Tara, "tenang, aku bersama dengannya," ucapnya.
Dia mengangguk.
Mithriel dan Nimriel memakai jubah yang berwarna gelap. "Baiklah kami pergi dulu," ucapku.
Dua ksatria itu melambaikan tangan dan Tara berdiri lesu.
Nimriel memacu kudanya lebih dahulu kemudian Mithriel menyusulnya dari belakang.
Sampai di kota dua kakak beradik itu membawa kuda ketempat yang sudah disiapkan di tengah kota. Penangkaran Kuda!
Ramai sekali para bangsawan yang berdatangan, ini semakin membuat Mithriel gugup.
"Tenang kak, kita tidak akan berbicara dengan mereka," sahut Nimriel. Dia seperti tau kalau Mithriel selalu gugup bertemu dengan orang ramai.
Berbeda dengan Reeyn. Dia berani.
Pandangan para rakyatnya pada dirinya sebagai Putri dan dirinya sebagai Reeyn sangat berbeda. Itu yang membuat dia tidak nyaman dan takut.
Mereka berkunjung ke toko toko yang menjual berbagai macam aksesoris. Mereka tidak banyak membeli, sebagian besar hanya melihat lihat.
"Ah maaf," ucap Nimriel karena menyenggol bahu seseorang. Dan tentu saja Mithriel tau seseorang itu. Egoz. Dia juga bersama Sean dan Nincel.
"Tidak apa apa, Nona," balasnya.
Mithriel melihat kearah Nincel. Pandangan mereka bertemu, tapi Mithriel segera mrmbuang pandangannya ke arah lain.
"Ayo," ucapnya menarik Nimriel menjauh dari mereka. Bisa gawat jika dia ketahuan disini.
Mithriel membawanya masuk ke dalam toko baju. "Selamat Datang," sambut pemilik toko dengan ramah.
"Aaaa! Tuan Putri dan Nona Nimriel! Suatu kehormatan melayani kalian," ucap penjaga toko itu sambil membungkuk. Dia terlihat senang.
![](https://img.wattpad.com/cover/263736825-288-k615546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Petualang dengan Busur || END
FantasySeorang Putri kerajaan yang tidak memiliki sihir dan hanya menggunakan senjata untuk perlindungan dirinya, yang bahkan senjata sudah tidak pernah lagi dipakai oleh manusia sejak 300 tahun yang lalu setelah sihir ditemukan. Dia adalah Mithriel, yang...