Selesai berdansa dengan Pangeran Ateli, tiba tiba pintu aula utama dibuka.
Itu para Elf!
Beberapa bangsawan terlihat bingung dan senang, karena mereka bisa melihat bangsawan elf di istana.
Mithren menyambut mereka dengan menjabat tangannya. Hubungan para Elf dengan Tuneca sangat erat, apalagi setelah Mithriel mendapatkan berbagai macam senjata dari mereka.
"Yang Mulia," salam raja Elf.
Ada pangeran Renfil juga.
Elf bangsawan itu sangat jarang bisa di temui oleh orang awam. Elf yang paling sering berada diantara manusia adalah elf penjelajah yang biasanya suka berkunjung ke kerajaan kerajaan kecil.
Terlalu sesak melihat kerumunan ini, Mithriel pergi ke balkon sebentar untuk menghirup udara segar. Sedikit menegangkan saat aula semakin banyak orang di dalamnya.
Dia pergi sendiri ke balkon lantai dua aula utama. Dia menghirup nafas, membersihkan pikirannya dari hal hal memusingkan.
Mithriel memejamkan mata, membiarkan angin malam mengenai tubuhnya. Itu nyaman.
Bintang bintang bertaburan indah di langit malam, cahaya bulan menambah keindahan langit.
Tiba tiba seberkas cahaya muncul tepat didepan wajahnya. Itu Athall, dia muncul tepat di hadapannya saat ini. Dia berjongkok dan wajahnya tepat di depan wajah Mithriel.
"Masih baik aku tidak refleks memukul wajahmu." Mithriel melotot dan mundur hingga hampir terjatuh.
"Kau tidak bisa muncul dengan cara yang sopan?"
"Kau hanya seperti itu saja terkejut," ledeknya kemudian turun dari pembatas balkon.
"Terserah kau saja." Mithriel mengakhiri perdebatan kecil itu.
Mithriel sejak kecil mudah terkejut, Ernil sering menjahilinya dulu dengan mengejutkan. Tapi Helen memarahinya karena tidak baik membuat seseorang terkejut, sampai berlebihan. Dan dia tidak pernah melakukan hal itu lagi.
"Aku memakainya, loh." Mithriel menunjukkan cincin yang diberikan Athall kemarin malam.
Dia hanya melihatnya sekilas dan memalingkan pandangannya lagi.
Mereka berdua diam dalam kecanggungan. Sebenarnya Mithriel yang merasa canggung, Athall terlihat santai dan biasa saja. "Ini semua karenamu," ucap Mithriel.
"Kenapa jadi salahku?" tanya Athall bingung. "Ya, karena kau datang suasana canggung yang menyebalkan ini ada diantara kau dan aku."
Dan mereka berdua diam lagi.
"Athall kenapa kau muncul setiap malam hari?" tanyanya.
"Kalau siang aku sibuk," jawab Athall.
"Sibuk ngapain?"
"Sibuk menghasilkan karbondioksida," balasnya. "Kau berusaha bercanda? Itu terlihat jadi menyebalkan. Aku ingin memukuli mu sampai mati sekarang."
"Jangan mengatakan hal hal seperti itu depan orang banyak," ucapnya.
"Kenapa?"
"Kau ini seorang Putri, tidak pantas mengatakan hal hal seperti itu pada rakyatmu sendiri meski hanya sebuah ucapan dan tak berarti apapun," jelasnya.
Pintu balkon terbuka. Itu Pangeran Ateli.
Dia melihat kearah Athall dengan tatapan menyelidik. Melihatnya dari atas hingga bawah.
"Apa lihat lihat?" ketus Athall.
"Apa yang anda lakukan bersama berandal ini, Tuan Putri?"
Mithriel terkejut. "Berandal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Petualang dengan Busur || END
FantasySeorang Putri kerajaan yang tidak memiliki sihir dan hanya menggunakan senjata untuk perlindungan dirinya, yang bahkan senjata sudah tidak pernah lagi dipakai oleh manusia sejak 300 tahun yang lalu setelah sihir ditemukan. Dia adalah Mithriel, yang...