Renfil menjelaskan tentang beberapa surat yang datang dari saudara mereka Elf kegelapan. Semua surat berisi tentang ada pergerakan di sisi lain bagian hutan dekat perbatasan mereka. Beberapa surat tidak mengkhawatirkan, selain surat terakhir yang mengatakan tentang lambang kerajaan terdahulu.
"Kapan surat terakhir dikirimkan pangeran?" tanya Mithriel.
"2 hari yang lalu, Yang Mulia Raja menyampaikan pada saya setelah saya pulang dari Tuneca saat pertandingan kemarin."
"Mereka mungkin akan melakukan pergerakan malam ini," ucap Mithriel melihat ke semua orang yang ada diruangan.
Mithriel kemudian bangkit berdiri, mengambil kertas yang ada di meja kerjanya. "Ini rencanaku."
Mithriel membuat rencana untuk menurunkan prajurit dan penyihir di setiap perbatasan Tuneca, membuat tembok perlindungan agar tidak mudah bagi mereka masuk untuk menyerang.
"Tidak, resiko penjagaanmu tidak ketat, kau bisa saja dalam bahaya." Athall menolak rencana Mithriel.
"Serahkan Yang Mulia padaku," ucap Renfil.
Hening.
Kemudian tidak lama, dari luar terdengar suara jeritan. "Sial, mereka langsung menyerang!" Athall dan Ateli langsung menggunakan sihir teleportasi untuk langsung pergi ke aula.
Tersisa Renfil dan Mithriel. Renfil memegang tangan Mithriel kemudian berteleportasi ke kamar Mithriel. "Saya bisa mengurus dari sini, saya mohon anda bantu para bangsawan dan rakyat."
"Tapi, Yang Mulia-"
"PERGI!" teriak Mithriel. Renfil langsung menggunakan sihir teleportasinya.
Mithriel segera mengganti pakaiannya melepas asal semuanya, kemudian mengambil belati dan panahnya. "Para bajingan sialan ini! Berani beraninya mereka menyerang rakyatku," ucap Mithriel kemudian melompat dari balkon kamarnya dan pergi ke kerumunan rakyat.
Simbol bulan bintang dengan tanda merah ada dimana mana. Mereka membunuh semua orang yang menghalangi.
"Ugh!!" Mithriel menggeram marah. Dari atas pohon dia melancarkan tembakan beberapa anak panah dan beberapa diantara anggota Recanter terkena.
Mithriel kemudian lompat kebawah, dia mencoba menyelamatkan rakyatnya yang sedang berlari kesana kemari menghindari para Recanter.
"AAAA!!!" Mithriel kemudian melompat kearah seorang ibu yang melindungi kedua anaknya dari tabrakan orang orang. Mithriel menggunakan sihir perisainya yang membungkus sempurna ibu dan kedua anak itu.
"YANG RAMBUT KELABU DISEBELAH SANA!" Seseorang berteriak, tapi tak tahu darimana arahnya dia berteriak. Kemudian banyak dari pasukan Recanter mendekat ke arahnya.
Mithriel melompat kesana kemari di pohon pohon istana menghindari tembakan tembakan anak panah yang dilindungi sihir itu. "Hah!" Mithriel mendapatkan jalan buntu. Sial aku berlari kesana kemari tanpa melihat arah, dan malah ke istana selir yang buntu.
Dari kejauhan dia bisa melihat orang orang yang mengejarnya. Aku harus menjauhkan mereka dari orang-orang.
Mithriel membuang sembarangan busur dan panahnya. Mengambil sepasang belati yang ada di pinggangnya. Dia bersiap untuk menyerang orang orang yang sedang mengejarnya.
"Hahaha, kemana kau akan pergi Yang Mulia." ucap seseorang mendekat. Mata merah menyala miliknya dan simbol bulan bintang yang ada di jidatnya. 15 orang, aku tidak bisa melawan mereka sendirian.
Satu orang maju, dia menggunakan pedang yang dilapisi sihir hitam keunguan. Mithriel melompat menghindar. ting! Pedang dan kedua belatinya beradu. Sementara yang lain juga maju membantu menyerang.
![](https://img.wattpad.com/cover/263736825-288-k615546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Petualang dengan Busur || END
FantasySeorang Putri kerajaan yang tidak memiliki sihir dan hanya menggunakan senjata untuk perlindungan dirinya, yang bahkan senjata sudah tidak pernah lagi dipakai oleh manusia sejak 300 tahun yang lalu setelah sihir ditemukan. Dia adalah Mithriel, yang...