Ini sudah 3 bulan sejak mereka mengirim kelompok prajurit terakhir untuk mengintai Hutan Timur, tapi laporan yang ia terima belum cukup untuk benar-benar membuktikan tentang keberadaan Recanter. Hanya beberapa petunjuk yang mengambang.
Mithriel sudah cemas akan gagalnya strategi yang dia buat. Untuk sisi Kiri hutan sudah tidak pernah mereka kirim pasukan kesana, dan tidak ada kejadian apapun. Tersisa gerbang utama dan gua kayu.
Dia memang memiliki rencana lainnya, tapi jika rencana mengirim pasukan gagal. Dia harus mengulang dari awal.
Ateli sudah kembali ke Kerajaan Utara setelah Mithriel kembali dari Hutan. Mithriel sangat berhutang budi padanya karena menjaga Kerajaan saat Mithriel tidak ada, dan saat sakit.
"Tuan Putri, kapan penobatan anda sebagai Putri Mahkota?" tanya seorang bangsawan.
"Saya tidak berpikir akan menjadi Putri Mahkota, Duke," jawab Mithriel.
Bangsawan itu terkejut atas jawaban Mithriel. "Apa maksud anda Tuan Putri?" tanya Bangsawan bergelar Duke itu dengan kikuk.
"Saya akan langsung melakukan penobatan Ratu Tuneca. Sudah terlalu lama ditunda semenjak kematian Yang Mulia Raja. Saya tidak boleh menundanya lagi." Mithriel mengumpulkan dokumen yang sangat menumpuk akibat dari menganggurkannya begitu saja selama berbulan-bulan.
Tampang ekspresi terkejut itu tidak bisa ditutupi. Bangsawan didepannya ini jelas ingin menolak, tetapi dia tidak bisa menolaknya langsung. "Apa tidak sebaiknya menjadi Putri Mahkota dulu?" tanya Duke itu lagi.
"Hahh, kau takut karena anak berumur 16 tahun ini akan memimpin negara, kan?" Batin Mithriel.
"Tahta kerajaan kosong selama berbulan-bulan, dan saya satu-satunya pewaris disini. Kestabilan kerajaan sedang goyah, Duke. Saya tidak bisa menundanya apalagi setelah meminta bantuan dari Kerajaan Utara," ucap Mithriel bangkit dari duduknya.
Dia meninggalkan Bangsawan itu yang sedang mengepalkan tangannya geram.
Mithriel berjalan ke taman utama. Dengan Tara dibelakangnya. Keadaan Mithriel sudah jauh membaik dari sebelumnya, para sihir juga sudah mulai stabil dan tidak sering keluar tiba-tiba karena sesak.
Perisai yang dia pasang juga masih sangat kokoh, tidak banyak kejadian aneh kecuali sebuah gosip, "Si Petualang dengan Busur tidak pernah menampakkan wujudnya lagi." Mithriel sudah tidak pernah keluar dari istana lagi akibat penyamarannya yang sudah diketahui oleh sebagian orang.
"Selamat siang, Tuan Putri."
Mithriel terkejut, seseorang muncul tiba-tiba. Siapa lagi kalau bukan Pangeran Elf Renfil.
"Selamat siang, Pangeran." Dia langsung berdiri dan memberi salam. Tara yang berada dibelakangnya juga terkejut melihat Renfil yang tiba tiba muncul.
Renfil melirik kearah Tara. "Tara, bisa tinggalkan kami sebentar?"
"Baik, Tuan Putri. Salam, Semoga Kehormatan Tuneca selalu bersama Anda."
Renfil duduk disamping Mithriel. Ini sudah lama sekali sejak terakhir kali dia ke Tuneca, yang berakhir mereka menangkap anak buah Recanter.
"Tuan Putri, mengenai Recanter beberapa waktu lalu, bagaimana keadaannya?" tanya Renfil.
"Tewas, bunuh diri. Bahkan sebelum dilakukan interogasi," ucap Mithriel. Itu sudah ditebak oleh Renfil. Saat para Elf menangkap salah satu mata matanya juga mereka tewas bunuh diri.
Renfil terus melihat kearah Mithriel. Sudah sangat membaik dari terakhir ia lihat. "Sepertinya harapan saya untuk menikahi anda sudah sirna ya?" tanya Renfil.
![](https://img.wattpad.com/cover/263736825-288-k615546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Petualang dengan Busur || END
FantasySeorang Putri kerajaan yang tidak memiliki sihir dan hanya menggunakan senjata untuk perlindungan dirinya, yang bahkan senjata sudah tidak pernah lagi dipakai oleh manusia sejak 300 tahun yang lalu setelah sihir ditemukan. Dia adalah Mithriel, yang...