Chapter 31

9 0 0
                                    

Kehebohan di Tuneca mengenai hilangnya Tuan Putri mereka cepat menyebar. Itu juga terjadi di ruang rapat istana saat ini, para bangsawan yang berdebat keras.

Jujur saja Athall sudah ingin melemparkan kursi ini ke depan mereka, tetapi dia tetap menahannya.

"Siapa yang akan meneruskan tahta Tuneca? Tidak bisa kita serahkan pada orang asing dari utara itu," ucap salah satu bangsawan.

Tidak ada keturunan yang tersisa sekarang, mereka harus melakukan pilihan yang bijak yang tidak akan melakukan kesalahan apapun, demi kebaikan posisi bangsawan mereka. "Bagaimana tuan penyihir?"

Athall terkejut, semua atensi tertuju padanya. "Aku akan menunggu surat dari Tuan Putri," ucapnya lalu bangkit dari duduknya meninggalkan ruang rapat ditengah keributan itu. Jujur saja walau Athall tampak tidak peduli, dia sangat bingung dan mencemaskan Mithriel. Sangat.

"Hutan Timur dan Hutan Oak masih satu Hutan dengan posisi yang berbeda karena mengelilingi Kerajaan, apa mungkin Tuan Putri benar mencari Recanter sendirian?" tanya Egoz melihat kearah Nincel. Nincel mengedikkan bahunya. Tidak ada jalan keluar.

Athall juga tidak tahu, pikirannya buntu. Dikepalanya sekarang hanya Mithriel.

***

Mithriel sekarang sedang dikelilingi para Elf. Mereka mengakui kehebatan Mithriel menggunakan senjata. Elf kegelapan tidak banyak menggunakan sihir, mereka lebih suka melakukannya dengan tenaga sendiri.

Mereka banyak berbicara, tidak terlalu menyeramkan seperti nama mereka. Dan mereka benar benar tergila-gila dengan para bintang.

"Ini mengingatkanku tentang beberapa tahun lalu. Persis seperti ini, kita melakukan hal yang sama, memuji dia dengan kecantikan, mengerubungi dia seperti ini, melihat tawanya, tapi saat itu ada yang berbeda dengannya, benar benar lemah seakan bisa hancur saat menyentuhnya. Dan yang paling mengejutkan dia kekasih para bintang," Ucap seorang Elf sambil memegang tangan Mithriel.

"Benar, dia sangat lemah. Sampai rambutnya memutih, padahal warna asli rambutnya hitam, dan menjadi kelabu setelah keluar dari hutan," ucap Elf lain yang sedang mengepang rambut Mithriel.

"Dan sekarang, anaknya datang kemari. Dengan wajah yang serupa, dan tawa yang sama. Dan tetap menjadi kekasih para bintang. Dan tidak lemah, dapat menarik tali busur dan menembakkan ke prajurir Elf," ucapnya lagi. Dia sudah menyelesaikan kepangan rambut Mithriel.

Setelah berbincang mereka meninggalkan Mithriel. Mithriel sendiri tidak menyangka bisa berada disini. Mendengar mereka menceritakan ibunya dulu, "sangat mirip dengannya". Itu kata yang sudah sering ia dengar tentu saja.

Mithriel berbaring menghadap ke bintang. Tersenyum melihat bintang yang bersinar terang, seakan mereka senang melihat kekasihnya tersenyum kearah mereka.

"Mereka benar-benar mencintaimu," ucap seseorang.

Mithriel bangkit dari tidurnya, menatap orang yang sekarang terduduk disebelahnya ikut menatap bintang di angkasa.

"Begitukah? Aku harap mereka juga membantuku." Mithriel duduk disebelahnya.

"Mereka sudah membantumu, sejak kau lahir di dunia ini. Mereka yang menjagamu, sampai tiba-tiba mereka tidak dapat melihatmu dan kau tidak terjaga oleh kekuatan mereka," ucap Erleina. Erleina tau apa yang terjadi.

Mithriel melihat kearahnya. "Seperti saat mereka menjaga ibumu," ucapnya.

Rambut kelabu mereka bersinar terang terkena cahaya bulan, seperti bintang. "Mereka sudah dua kali tidak bisa menjaga kekasihnya, ibumu dan kau. Selalu ada hal hal menarik diantara kalian berdua yang tidak bisa dilakukan para bintang."

Si Petualang dengan Busur || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang