Keesokan harinya, tepat di hari yang cerah dimana seluruh bangsawan berkumpul di aula istana, Mithriel menyampaikan kata kata terakhirnya sebagai Ratu. Dia banyak mengucapkan terima kasih untuk para bangsawan yang membantunya, dan juga rakyat yang selama ini mendukungnya.
Setelah mengatakan hal-hal itu, upacara penurunan tahtanya dimulai. Mithriel melepaskan mahkotanya dan memindahkannya di nampan, bersama dengan jubah merah yang ia lepaskan.
Setelah upacara penurunan tahta, Ernil melangkah ke depan singgasananya. Lalu berlutut dihadapan seorang penyihir tua berambut putih panjang dengan jubah yang terseret hingga ke lantai dan memegang tongkat sihir setinggi badannya merapalkan kata kata seperti mantra, penyihir yang sama saat penobatan Mithriel.
"Mare prestue, berlona terkofrokesi la puero tuena jarta fe Tuneca nehende le guerne," (Dengan ini, saya nobatkan Putra Mahkota menjadi Raja untuk Tuneca dengan perlindungan darinya.) Mantra yang diucapkan terdapat sihir sihir di dalamnya. Bersamaan diletakkannya mahkota Raja di kepala Ernil.
Sinar hijau menyelimuti Ernil, dan membuatnya melayang beberapa centi dari lantai aula. Ini adalah perbedaan penerus resmi kerajaan Tuneca, saat seorang anak raja yang bukan penerus tahta menjadi pemimpin Tuneca tidak akan ada sinar hijau yang keluar.
"Hidup Yang Mulia Raja Ernil!" seru seorang bangsawan, dan kemudian diikuti bangsawan lain.
Dari luar, rakyat yang berada di halaman istana juga merayakan dengan sukacita. Sautan dan ledakan dari petasan terus bergema hingga ke aula. Ernil berjalan ke balkon aula tepat di hadapan rakyatnya dia melambaikan tangan dan membuat hiruk-pikuk semakin kuat.
Untuk kedua kalinya bagi Mithriel dia berada di upacara penobatan, tapi ini sangat berbeda dari sebelumnya, benar-benar berbeda.
Mithriel bisa melihat raut bahagia para bangsawan dan perasaan lega dari mereka saat Ernil menjadi Raja, berbeda dengannya waktu itu, banyak keraguan di mata para bangsawan karena melihat seorang Tuan Putri tanpa pengalaman menjadi pemimpin Tuneca.
Sesekali ia bercengkrama dengan para putri kerajaan yang saat upacara kedewasaannya dulu sering mengundangnya minum teh, ada Atala dan Ateli juga yang hadir mewakili Kerajaan Utara.
"Tuan Putri, Bagaimana anda akan melanjutkan kehidupan anda?" tanya Ateli setelah mereka berdua berjalan menjauh dari saudaranya yang lain.
"Saya akan berpetualang ke seluruh negeri, pergi ke luar Tuneca," ucap Mithriel dengan wajah yang bahagia.
Ateli menatapnya bingung, "berpetualang?" tanyanya.
Mithriel belum mengatakan pada Ateli bahwa dia adalah Reeyn "si petualang dengan busur". Tentu semua tahu julukan itu, termasuk Kerajaan Utara. Tapi mereka tidak mengetahui siapa petualang yang sebenarnya itu.
"Bisa anda menjaga rahasia saya?" tanya Mithriel. Ateli mengangguk tapi masih dengan tatapan bingung.
Mithriel mendekatkan bibirnya ke telinga Ateli, membisikkan sesuatu, "Saya adalah Reeyn," ucapnya.
Dan tentu saja fakta itu membuat Ateli terkejut. Bagaimana sahabatnya ini bisa menjadi petualang yang sangat terkenal, tapi dia tidak tahu akan hal itu? Mithriel lalu mengarahkan jari telunjuknya ke bibir Ateli, mensyaratkan bahwa dia harus menjaga rahasia itu.
Tentu saja Ateli baru sadar, manusia yang masih menggunakan senjata satu-satunya hanyalah Mithriel —dan Reeyn jika yang mengetahui fakta itu— walau semua orang bilang bahwa dua manusia yang masih menggunakan senjata. Dia tahu Mithriel sering keluar istana, tapi dia tidak tahu kalau Mithriel adalah Reeyn
![](https://img.wattpad.com/cover/263736825-288-k615546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Petualang dengan Busur || END
FantasySeorang Putri kerajaan yang tidak memiliki sihir dan hanya menggunakan senjata untuk perlindungan dirinya, yang bahkan senjata sudah tidak pernah lagi dipakai oleh manusia sejak 300 tahun yang lalu setelah sihir ditemukan. Dia adalah Mithriel, yang...