Chapter 25

10 0 0
                                    

Mereka masih menunggu. Masih di tempat yang sama, dan dikelilingi oleh Prajurit Kurcaci. Banyak bangsawan kurcaci yang juga tertarik dengan kejadian ini.

Jika membuat satu fakta, Kurcaci termasuk ras yang sangat ingin tahu terhadap sebuah kejadian. Mereka bisa berdesak-desakan untuk melihat kejadian hingga mereka sudah puas melihatnya. Tentu tidak semua seperti itu, tapi hampir kebanyakan.

Sudah 1 jam berlalu, Mithriel semakin memucat. Kulitnya yang sudah putih, semakin putih pucat. Rambut kelabunya bersinar seperti bintang.

"Dia kekasih para bintang," ucap seorang kurcaci. Mereka semua memandangnya.

"Para bintang selalu menjaganya di sunyi malam, selalu menjadi petunjuk jalannya, dan selalu menjadi kekasih yang paling dia sayang. Sinar dari rambutnya adalah satu hadiah dari para bintang, untuk memberi tahu bahwa dia yang memiliki hati para bintang."

"Tidak ada bintang diluar sana, aku tidak tahu apa yang mereka rencanakan, tapi aura marah dapat aku rasakan saat aku melihat langit. Setelah Eriel meninggal, para bintang menjadi sangat mudah marah dengan apa yang terjadi. Tetapi saat mereka melihat Mithriel pertama kali, mereka jatuh cinta. Semua pembaca langit diseluruh ras mengerti atas kebahagiaan para bintang dengan hadirnya dambaan hati mereka yang baru."

"Aku juga mengerti kenapa dia menjadi kekasih para bintang, bukan karena dia mirip dengan ibunya. Tetapi karena semua cerita yang sudah terukir dimatanya, bagaimana awal dan akhir kisahnya. Para bintang menyukainya."

Mereka semua terdiam. Value berdiri. "Tidak peduli siapapun yang menyukainya dia tidak boleh berakhir seperti Eriel," Semua sihir tau bagaimana Value menjaga Eriel dan Mithriel. Bahkan dia rela menjadi sihir untuk melindungi anak dari orang yang ia sayang.

"Baiklah, sekarang waktunya semua orang tahu. Siapa yang disebut kekasih para bintang sekarang."

Athall tidak memperdulikan semua perkataan mereka, "kekasih bintang atau siapa pun jika tidak dapat memulihkan Tuan Putri, lebih baik diam saja." ucapnya dengan nada dingin.

Dia terus mengalirkan sihirnya, memeluk Mithriel. Entah perasaan apa sekarang yang ia rasakan, tapi saat ini dia punya tanggung jawab menjaga Mithriel.

"Kumohon bangunlah," Lirih Athall masih memandangi wajah tenang Mithriel.

2 jam sudah berlalu, batas sihirnya sudah berakhir dia harus mengumpulkan kekuatan lagi untuk mengalirkan sihir. "Athall kau bisa beristirahat. Sihirmu sudah sangat lemah," ucap Sean. Athall menggeleng, dengan wajah pucat itu dia terus memandangi wajah yang tertidur yang seperti tidak ingin bangun.

"Aku harus disini."

Lengsa paham, dia mengerti kenapa Athall setia mendampingi Mithriel. Seperti seseorang yang ia lihat waktu masih menjadi manusia.

Para kurcaci tidak lagi tertarik, tapi kurcaci berjanggut coklat yang mengatakan tentang Kekasih para bintang, tetap setia menunggu.

"HA!" Teriak Nincel mengundang perhatian semua orang.

"Ada apa Nincel?" tanya Lengsa.

"Aku aku merasakan dia menggenggam tanganku," ucap Nincel.

Athall juga merasakan sedikit pergerakan di tubuhnya. "Tuan Putri?" panggil Athall.

"Tuan Putri?" Athall menepuk-nepuk tubuh Mithriel.

Perlahan matanya terbuka, mata hijau yang tidak bersinar. Mulutnya perlahan terbuka, seperti ingin mengucapkan sebuah kata. Senyum merekah melihat Mithriel akhirnya sadar.

Wajah tegang mereka menghilang, digantikan wajah cerah dan bahagia. "Athall....." panggil Mithriel pelan.

"Athall," perlahan air matanya mengalir. Dia melihat mata kuning Athall yang menyiratkan pertanyaan, kenapa kau menangis?

Si Petualang dengan Busur || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang