"Ah!" Ting! Mithriel menepis sebuah pisau yang dari kegelapan menyerangnya.
"Sial, sihir perisai tidak mau keluar. Ada apa dengan kegelapan ini?" tanya Mithriel. Sihirnya tidak mau keluar, dan itu akan sangat menyulitkan mereka.
Mata Athall berusaha melihat sekeliling, tapi tidak ada yang bisa mereka lihat. Gelap dan menyesakkan.
"Aku tidak bisa menggunakan sihirku," ucap Athall dengan nada panik. Ini pertama kalinya dia tidak bisa menggunakan sihirnya, seperti ada sesuatu yang menutup aliran-aliran sihirnya. Dan itu karena sihir kegelapan yang ada di dalam ruangan itu.
Mithriel melihat kearahnya. "Aku akan menjagamu," ucapnya kemudian berdiri didepan Athall.
Ting! Ting! Mithriel menepis pisau pisau itu lagi.
Tubuhnya semakin melemah, sihir kegelapan yang ada di ruangan ini benar-benar kuat dan sihirnya masuk ke dalam tubuh Mithriel. "Hah...." dia terjatuh.
"Mithriel!" Athall menangkap tubuh Mithriel yang terjatuh. Tubuhnya panas dingin, dan Athall bisa merasakan otot otot tubuh Mithriel mengeras.
"Hahahaha... Kau ingin membunuhku, huh?" terdengar tawa menyeramkan dari balik kegelapan, "kau mencoba membunuhku? Bahkan menyentuh sehelai rambutku saja kau tidak bisa, Yang Mulia Ratu. Aku bahkan tidak menyentuhmu sedikitpun, dan saat ini kau sekarat, hahahaha."
"Mithriel, kumohon bertahanlah!" pekik Athall. Dia mengambil belati Mithriel. Ting! Ting! Ting! Menepis panah yang menyerang mereka.
Mithriel mencoba bernafas perlahan, rasa sakit saat sihir kegelapan masuk ke dalam tubuhnya tidak bisa ia tahan. "Aaakk!" Urat lehernya menegang begitu merasakan semua sihir kegelapan masuk dari berbagai pori-pori yang ada dikulitnya.
"Be-belakangmu," ucap Mithriel saat dia melihat seseorang menyerang dari belakang Athall.
Ting! Athall menepis pedangnya, mereka bertarung. Athall masih tidak bisa menggunalan sihirnya. Dia bertarung dengan menggunakan belati milik Mithriel. Ting! Bugh! Suara dentingan dan pukulan terdengar, walau terlihat samar.
Athall sibuk bertarung dengan beberapa pasukan yang menyerangnya, sampai dia tidak menyadari kalau Mithriel benar-benar sekarat dia hanya terduduk menyender di dinding. "Hahaha, aku akan menonton keponakanku yang mati dengan mengenaskan. Sungguh indah."
"Sial sial sial! Sihir ini tidak bisa keluar!" batin Athall. Dia tidak bis menggunakan senjata-senjata itu. Sihir kegelapan benar-benar sangat merugikan bagi bangsa penyihir, karena mereka akan sulit melawan sihir gelap.
"MITHRIEL!" Teriakan Athall menggema di ruangan itu. Saat dia melihat bagaimana kilauan tiba-tiba datang dengan cepat menembus kegelapan, dan tepat mengarah ke orang yang terduduk lemah.
Dia berlari ke hadapan Mithriel. Tubuhnya mendadak diam, saat dia mulai bisa merasakan hujaman anak panah yang tepat mengenai tubuhnya, dia bisa melihat mata terkejut Mithriel yang mulai berlinang air mata. "Akh.." Darah segar mengalir keluar dari mulutnya, dia bisa merasakan hujaman panah lagi dari belakang tubuhnya.
"A-athall... Kenapa?" Tangan Mithriel bergetar. Kejadian itu hanya sepersekian detik, saat Athall tiba-tiba lompat kedepannya dan melindunginya dari hujaman anak panah.
"Aku sudah berjanji akan menjagamu, Yang Mulia," ucapnya dengan senyuman terukir indah, matanya yang menatap hangat ke arah Mithriel.
.....
Kenapa aku menyelamatkannya? Kenapa aku sampai berjanji akan terus berada di sampingnya? Aku selalu bertanya-tanya apakah ini aneh, perasaan yang sudah dari dulu aku musnahkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Si Petualang dengan Busur || END
FantasíaSeorang Putri kerajaan yang tidak memiliki sihir dan hanya menggunakan senjata untuk perlindungan dirinya, yang bahkan senjata sudah tidak pernah lagi dipakai oleh manusia sejak 300 tahun yang lalu setelah sihir ditemukan. Dia adalah Mithriel, yang...