Draft!

1K 176 26
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Tita melirik laki-laki yang ada dihadapannya dengan takut, aura intimidasinya terlalu kuat membuat siapa saja jadi merasa kecil ketika berhadapan dengannya. Laki-laki itu hanya menatap datar ke arah kemeja putih miliknya yang kini menjadi sedikit unik dengan campuran merah karna jus semangka milik Tita.

Ayolah, Tita gak sengaja.

Orang waras mana yang sengaja menumpahkan jus ke baju yang dikenakan Arsen? Gak ada! Makanya Tita sekarang berdiri sambil gemetar, Arsen belum mengatakan apapun tapi Tita tahu kalau akhir riwayatnya cukup sampai hari ini saja.

"Lo gak sengaja-"

Tita mengangguk dengan cepat ketika mendengar suara laki-laki itu, mungkin semua rumor yang mengatakan jika Arsen itu jelmaan iblis adalah kebohongan belaka. Mungkin Arsen mengerti jika gadis lemah sepertinya tidak akan berani melakukan tindakan bodoh seperti barusan. Mungkin sesungguhnya Arsen adalah jelmaan mal-

"-tapi, baju gue kotor tuh."

IBLIS! DIA BENERAN IBLIS!

Wajah laki-laki itu berkilat penuh minat ketika Tita menatapnya kesal -Tita gak sengaja untuk yang kedua kalinya. Siapa yang tak kesal kalau dia kira semua akan baik-baik saja? Ternyata malah sebaliknya? Oh, tapi harusnya Tita tidak begitu di hadapan Arsen. Lihat kan akibatnya, Arsen malah menyeringai.

Seringai Arsen = Masalah -itu kata Sabrina. Sahabat Tita yang dulu pernah satu sekolah sama Arsen. Tita ingat kalau Sabrina pernah cerita soal salah satu gadis di Kelasnya yang menangis karna Arsen membuang baju olahraganya. Oh, mau tau alasannya? Itu karna dia tak sengaja menabrak Arsen dan membuat baju olahraganya terjatuh. Tolong garis bawahi kata terjatuh, soalnya baju itu gak basah, rusak atau kotor.

Terus gimana nasib Tita yang menumpahkan hampir satu gelas jus semangka ke baju Arsen? Apa bajunya akan di buang juga? Apa dibakar? Gimana kalau bukan bajunya? Gimana kalau dia juga ikut dibakar? Tita gak pernah memikirkan cara terbaik untuk mati -tapi, dibakar terdengar terlalu sadis. Tapi, ini kan Arsen. Huaaaa!

Dagu Tita yang dingin bersentuhan langsung dengan jemari Arsen, laki-laki itu memaksa Tita menatap wajahnya. Tita mengarahkan matanya ke arah manapun asal tak melihat mata kelam Arsen.

Ia mendengar Arsen mendengus, "Lo ternyata cantik juga."

Oh, makasih. Semua orang tahu soa-

Tita langsung melotot, apa dia gak salah dengar? Arsen baru saja memujinya? Tita tidak pernah merasa jelek tapi dia tidak pernah berharap kalau laki-laki (dalam hal ini, Arsen) akan memujinya secara terang-terangan.

Arsen melepaskan sentuhannya di dagu hanya untuk mundur beberapa langkah, matanya melihat keseluruhan Tita dengan pandangan menilai yang terang-terangan dia tunjukkan. Membuat Tita buru-buru menutupi bagian dadanya dengan tangan.

Draft (Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang