Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
"Jadi, adik kelas jangan sok kecentilan!" Resa mendelik mendengar perkataan salah satu Kakak kelas yang membawanya ke toilet. Kenapa juga selalu di toilet? Memangnya gak ada tempat musyawarah yang lain apa?
"Siapa yang kecentilan sih, Kak?" Resa menyahut, bosen juga dikatain kecentilan padahal dia merasa kalau sikapnya penuh tutur kata yang lembut serta amanah.
"Gak usah sok polos deh lo." Sahut Kakak yang lainnya, ketiga orang yang membawa Resa sibuk berdiskusi membuat gadis itu jadi mengingat-ingat alasan sampai dia bisa ditarik kesini. Seingatnya, Resa gak ngapa-ngapain tuh? Dia sekolah seperti biasa, mengobrol sekaligus bercanda bersama Gina bahkan dia menyapa Nami. Eh, Nami?
"Kak, mau nanya nih." Resa mengangkat tangannya seperti berada di dalam Kelas saat akan bertanya ke guru. "Apa saya di tarik ke tempat ini gara-gara ngobrol sama Nami? Kan yang ngajak ngobro juga si Nami. Kenapa saya yang ditarik?"
Ketiga Kakak kelas itu semakin terlihat kesal. "Yang benar aja, emangnya kamu kira kami bodoh sampai bawa Nami kesini. Nami itu kan dijaga banget sama tiga temannya."
"Ah, cemen nih."
Salah satu Kakak kelas melotot membuat Resa nyengir, "Permen Kak, saya pengen permen. Salah denger Kakak tuh."
Tak lama, pintu kamar mandi terbuka menampilkan Gina dengan wajah datarnya. "Ih, Kakak-kakak kok gak ada kerjaan. Kalau mau bawa si Resa mah yang jauhan. Kalau toilet doang si Resa gak bakalan terancam soalnya udah kaya rumahnya sendiri."
"Sembarang!" Kata Resa yang berjalan mendekati Gina, ia berbalik untuk melihat wajah-wajah Kakak kelasnya. Cantik semua tapi ya gak ada kerjaan. "Gini ya Kak, kalau Kakak permasalahin soal saya yang gak sengaja ngobrol bareng sama Kak Raka mah mending bilang jujur kalau sebenernya iri. Lagian Kak Raka tuh cuma nanya soal jam, pas itu kan saya doang yang makai jam. Heran deh, jadi orang cantik gini amat. Ngobrol doang disangka sok cantik, lagian ngapain mesti sok? Lah, saya kan emang cantik."
Setelah itu Resa dan Gina meninggalkan ketiga Kakak kelasnya yang mungkin sekarang lagi kesal dan berteriak. "Gue gak nyangka, tampang modelan lo begini bisa buat iri." Gina menatap wajah Resa yang sekarang terlihat kesal. "Kenapa lo?"
Resa berdecak, "Sialan banget si Kak Raka. Gara-gara dia, reputasi gue sebagai anak baik dan jauh dari masalah jadi tercoreng. Bagusnya gue apain ya?"
Gina menganggukkan kepalanya tanda mengerti, "Mau saran dari gue?"
"Boleh deh."
"Menurut gue, bagusnya lo pacarin sih Kak Raka tuh. Reputasi lo nanti meroket hingga kemana-mana."