22. RED!

1.6K 216 141
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Gedung ini katanya udah kosong dari sepuluh tahun yang lalu. Banyak penunggunya, nah katanya siapa yang berani ngelempar celana dalam disana bakalan kecapai keinginan terbesarnya."

Sumpah! Sara gak percaya sama cerita konyol tadi. Gak ada hubungan antara celana dalam sama keinginan yang bisa dikabulkan, benar-benar gak masuk akal. Tapi, lihatlah sekarang dia masuk ke dalam gedung kosong itu sambil menenteng celana dalam berwarna merah.

Anggap saja Sara lagi gila —atau Sara dan teman-temannya deh. Soalnya Lena sama Cila bahkan rela mendatangi gedung dengan piyama demi menemani Sara. Oh, ada yang penasaran soal keinginan Sara gak?

Simple, Sara cuma berharap mereka bertiga bisa mendapat nilai bagus di ujian nanti. Kenapa Sara? Karna kata Lena, cuma Sara yang jarang berharap. Jadi, harapannya pasti lebih mudah di acc.

"Serius aja mesti lempar celana dalam?" Sara bertanya kembali ke arah Lena yang merupakan pencetus ide aneh ini. "Iya, katanya ada yang nyoba trus pengen punya mobil eh besoknya dapet."

"Ih, itu bukannya Mang Dudung yang ketahuan maling mobil?" Tanya Cila dengan wajah bingung.

"Kan tetap aja dapet!" Sahut Lena dengan wajah sok serius, "Mang Dudung kan ngelempar celana dalam disini, dia cerita sama gue kok." Sara dan Cila memandang Lena aneh, "Sebelum maling kok." Tambahnya.

"Ya udah, kalau gak berhasil awas aja ya. Ini celana dalam favorit gue."

"Iya, nanti gue sama Cila patungan buat beli yang baru. Iya kan, La?"

Cila hanya bisa mengangguk, walau sebenernya masih sangsi dengan hal yang akan mereka lakukan. Tiba-tiba Lena berteriak kegirangan, telunjuknya menunjuk satu tempat yang lumayan gelap. "Nah! Disana Ra, cepetan lo lempar!"

"Disana?"

"Iya! Cepetan!"

Sara mengangguk, Lena dan Cila menatap Sara dengan jantungnya yang berdebar. Semua yang mereka harapkan bergantung dengan kemampuan Sara dalam melempar celana dalam itu.

Sara mengambil ancang-ancang sebelum melemparnya dengan kencang. Ketiganya menatap celana dalam yang melayang dan kemudian menghilang dibalik gelapnya ruangan.

"Udah, bisa pul—"

"Anjir! Apa nih?" Suara itu bersamaan dengan suara stop kontak yang ditekan.

Klik!

"Celana dalam?"

°°°°

Kejadian itu udah terjadi tiga hari yang lalu, baik Sara, Lena maupun Cila tidak ada yang berniat untuk membahasnya. Mereka trauma. Orang waras mana yang ngelempar sekumpulan cowok-cowok dengan celana dalam berwarna mentereng? Gak ada! Kecuali, Sara dan komplotannya.

Draft (Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang