Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°•°•°
"Lo beneran gak pacaran sama Raga?"
Nadi menggeleng, "Kita udah temenan lama tapi pertanyaan lo gak berubah sama sekali ya? Coba di upgrade dikit lah."
Nasha mendelik, "Gue tuh sebenernya capek nanyain soal ini terus-terusan. Tapi, gue lebih capek lihat lo sama Raga yang sama-sama terus tapi gak naik statusnya."
"Siapa juga yang mau naikin status? Gue sih, pengennya naikin gaji."
Nasha lelah, berbicara dengan Nadi sama seperti mengobrol dengan cermin. Mantul —berbalik, karna gadis itu selalu punya balasan yang kadang membuat kesal lawan bicaranya.
"Tapi, sahabatan kalian tuh gak normal."
Nadi memandang Nasha bingung, "Gak normal gimana? Emangnya gue minta duit si Raga —ya, kadang pernah sih. Tapi, kayanya masih normal deh."
Nasha menggeleng, "Sahabatan cewek sama cowok itu kadang emang gak masuk akal. Tapi, lo yang maksa-maksa si Raga untuk ikutan masuk ke kamar ganti itu sinting sih!"
Nadi terbahak kalau mengingat kejadian itu, masalahnya Nasha sedang lembur jadi Raga yang terpaksa menemaninya berbelanja. Posisinya dia sedang mencoba baju dan resleting di bagian punggungnya tersangkut, jadi ya terpaksa meminta bantuan Raga.
"Ah, Raga kan gak naksir cewek."
"Maksud lo? Dia Gay?"
Nadi mengangguk, "Bukannya emang banyak yang mikir gitu ya? Lo juga pernah dengar kan soal ini."
Nasha memang pernah mendengar informasi ini, tapi Nasha yakin kalau info ini salah. Kalau memang Raga tidak menyukai perempuan, kenapa dia betah bersama Nadi?Persahabatan sialan macam apa jika Raga selalu menatap Nadi dengan tatapan memuja?
"Tapi, kayanya Raga normal deh."
Nadi menggeleng, "Dia aja gak pernah naksir cewek."
"Mungkin karna dia naksir lo."
Nadi terbahak, "Kalau Raga beneran naksir gue, harusnya dia langsung lamar. Pas banget Mama gue lagi nanyain jodoh gue yang gak pernah kelihatan. Padahal udah gue jelasin, kalau gue telat ambil antrian jodoh makanya belum muncul. Eh, malah dipukul pakai sendok."
Nasha tak terlalu fokus dengan cerita Nadi yang sudah pasti gak penting. Soalnya, dia seperti melihat bayang-bayang yang menyerupai Raga. Eh, kalau itu Raga apa dia mendengar segala hal yang mereka bicarakan?
"Sha! Kok lo melamun sih? Gue habisin makanannya ya?"
Nasha memandang Nadi dengan lelah, temannya ini cantik cuma tingkah laku dan pribadinya agak sedikit bermasalah. Semoga lelaki yang menjadi jodohnya adalah orang yang sabar dan tabah dengan segala hal di diri Nadi.