BK

5.6K 361 28
                                    

GALA🍼

LOVE HATE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LOVE HATE

"Jadi Gala, kenapa kamu bisa tiduran di lantai tadi?"

Gala menggigiti bibir. Dia sungguh gelisah sekarang. Tak menghiraukan pertanyaan Bu Friska, yang di pikirannya sekarang hanyalah bagaimana caranya pergi dari tempat terkutuk ini secepatnya.

"Gala jawab ibu, jangan ngelamun!"

"Gala tadi ngejambak saya, Bu!" sahut Nara seketika. "Padahal saya gak ngapa-ngapain loh Bu."

"Bohong!" bantah cowok itu marah. Dia menatap Bu Friska memelas. "Tadi itu Nara nakal Bu! dia nyembunyiin buku Gala! padahal Gala gak kenal sama Nara!" jelas Gala terus terang. Bu Friska mengangguk-angguk. "Lalu?"

"Ya pokoknya Gala gak salah bu, hiks. Nara yang salah!"

"Enak aja lo!" Nara meninggikan suaranya. "Lo juga salah! lo udah jambak terus ngata-ngatain gue!" sergah Nara tak terima.

"Hiks, bu, Nara jahat banget, bu!" adunya terisak. Bu Friska hanya bisa menghela nafas berkali-kali. Sudah bertahun-tahun dia bekerja menjadi guru BK, namun baru kali ini ia mendapatkan dua murid berwatak spesial.

Yang satu cewek berkelakuan setan, yang satu cowok cengengnya kebangetan.

"Nara, Gala, karena kalian sudah berbuat keributan saat pelajaran jam berlangsung, Ibu akan hukum kalian," final Bu Friska menghentikan perkelahian dua murid spesialnya. "Jadi, silakan kalian berdua menuju lapangan belakang dan mencabuti semua rumput yang ada di sana tanpa terkecuali."

"Loh, tapi Gala kan gak sal—"

"Gak ada tapi-tapian!" potong Bu Friska tegas. "Dan kamu Nara, karena point kejelekan kamu sangat banyak, kasihkan surat ini ke Bapakmu!"

Bu Friska menyodorkan seamplop surat untuk Nara. "Pastikan surat ini di terima oleh Bapakmu ya, Nara!" sambung nya penuh penekanan.

"Baik, bu," jawab Nara terdengar malas. Bu Friska tersenyum. "Jadi, silakan keluar dari kantor saya dan kerjakan tugas kalian dengan sepenuh hati. Ingat, saya tetap memantau kalian lewat CCTV, jadi Nara, tolong jangan kabur."

"Ck, kok Gala gak diperingati sih, Bu!" protes Nara kesal. Gala terkekeh pelan, "Ya soalnya Gala kan anaknya baik, gak kayak Nara!" seru Gala mengejek.

Nara melengos. Hatinya dongkol sekali. Awas aja lo anak cengeng. Tunggu pembalasanku.

♥️

  "Duh, panas banget deh, tangan Gala jadi kotor lagi!" Tak henti-hentinya Gala mengeluh saat melaksanakan hukuman dari Bu Friska. Dia berada di sisi kanan lapangan sedangkan Nara berada di sisi kirinya. Namun hal itu tak membuat Gala dan Nara berhenti untuk saling hina. Nara pun tak henti-hentinya menjaili Gala sampai cowok itu menangis.

Ya, contohnya seperti saat ini. Nara dengan sengaja melempar se kotak sampah ke tempat Gala hingga mengenai seragam Gala.

"Ups, gak sengaja, maaf ya," kilah Nara. Gala yang shock seketika menangis kencang. "HUWAAAAAA! MAMAAA! NARA JAH— emmmmm, lephas!"

"Sutt—" Nara membekap mulut Gala agar teriakannya tak terdengar lagi. "Lo jangan teriak-teriak, nanti Bu Friska datang kesini terus nambah pekerjaan lagi! lo mau, hah!"

"Ih! tangan Nara bau tanah, hiks. Nara jahat, hiks. Gala kan gak ngejailin Nara, kok Nara tega sih sama Gala! Nara jahat, hiks," ujar Gala terisak. Sambil terus menangis, cowok itu berusaha membersihkan seragamnya yang terkena tanah, dan sialnya bisa membuat Nara merasa bersalah.

"Gal, gue minta maaf kalau udah keterlaluan, ya," ungkap Nara pelan. Gala mengusap air matanya lalu membelakangi Nara. "CK, Gal, jangan gini dong, kayak anak kecil tau gak!"

"Biarin," sahut Gala dengan isakan tertahan. Nara menghela nafas pelan. Lalu tiba-tiba, ia menarik paksa tangan Gala keluar dari lapangan.

"Eh, eh, Nara! kita mau kemana! ih lepasin tangan Gala dulu dong! kita kan belum selesai nyelesain hukumannya!" pekik Gala panik. Ia berusaha melepaskan cengkeraman gadis itu, tapi tenaganya terlalu lemah.

"Diem aja udah, persetan sama hukuman. Lo mau jadi gosong hah!" kelakar gadis itu yang membuat Gala terdiam. Jadi gosong? hih, serem banget.

Sesampainya di kantin, Nara langsung memerintah Gala untuk duduk di tempat yang sudah ia tentukan. Gala sih nurut-nurut saja. Ya gimana gak nurut, wong Nara nyuruhnya pake ancaman segala.

Nyebelin banget, pikir Gala kesal.

Nara datang dengan nampan yang berisi dua gelas es teh dan camilan. Ia berhasil membujuk ibu kantin agar mau membuatkan pesanan di luar jam pelajaran. Duduk di depan Gala, lalu menyodorkan es teh untuk cowok itu. "Minum."

Gala menyeret gelas dengan malas. "Gala gak suka es teh. Gala sukanya susu," rengek Gala sembari memanyun-manyunkan bibirnya.

"Bacot lo, tinggal minum aja nyocotnya minta ampun," sentak Nara.

Gala tertohok. Giginya gemeretak. "Yaaa biarin dong Gala bacot atau gak. Kan ini mulut Gala! dasar Nara gadis  jahat!" seru Gala marah. Nara memutar bola matanya beberapa kali, membuat Gala semakin kesal.

"Ihhhhhh, Nara ngejek Gala ya!" teriak Gala sebelum akhirnya terisak juga. "Hiks, Na–nara j–jahat, hiks."

Frustasi. Satu kata yang menggambarkan Nara saat ini. Bagaimana tidak, orang yang diculiknya ke kantin ini tiba-tiba saja menangis seperti bayi yang tak dituruti kemauannya. Mana cowok lagi.

Ngeselin banget si jadi manusia, untung ganteng–eh," ceplosnya. Mendengar itu, isakan Gala terhenti sejenak. "Nara bilang Gala ganteng ya tadi?" tanya nya polos.

Tentu saja Nara kelimpungan. "Eh–enggak kok, gue gak bilang lo ganteng, lo aja yang ke-gr-an!" sanggah Nara salting. Seketika Gala cemberut lagi. Ia menarik cemilan di nampan dan memakannya dengan kesal.

"Gala pasti gak salah denger," ucapnya lahi. Nara melotot, namun mukanya memerah. Itu membuat wajahnya tampak seram di mata Gala. "I–ih, wajah Nara serem!" jeritanya ketakutan.

Nara yang terkejut langsung memundurkan badannya. "Ck, gitu aja takut. Cengeng!" katanya setengah mengejek. Gala melengos, tapi karena terlalu cepat gerakannya, tulang di lehernya jadi bergeser terlalu cepat, dan itu sangat sakit.

"Aduhhhh leher Gala, huwaaaaaa," pekiknya kesakitan. Nara langsung menghampiri Gala, mengecek apa yang berubah dengan khawatir. "Eh, mana yang sakit?"

"Leher Gala sakit banget, hiks. K–kayaknya Gala mau mati deh, hiks. Gi–gimana ini Nara, hiks. Gala masih pengen pacaran dulu, hiks."

Dan setelah mendengar hal itu, Nara langsung memutar leher Gala hingga cowok itu menjerit kesakitan. "NARAAAAAAAA!"

Hm! rasain lo kutu kupret! batinnya lega.

[Iwawiwai's/Note]

Cerita baru dengan tema baru nih. Duh, Gala cengeng cengeng gitu ternyata mulutnya pedes juga ya.

Nara juga judes judes tapi perhatian.

Kapal siapa ini?

Childish Boy: Love HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang