"Nara, kembaliin buku Gala sekarang. Bu Friska pasti lagi nungguin Gala," pinta cowok itu saat teringat bukunya masih ada di gadis yang ada didepannya ini. Mumpung mereka ada di koridor yang sejurus ke kelas Nara. Kan enak, Gala gak perlu capek bolak-balik ambil bukunya. Lagipula, Gala sudah eneg deket-deket sama Nara.
Namun, Nara malah terkekeh, "Wani piro*?"
Kan, kan ... mulai ngeselinnya. Gala menggertakkan gigi gemas. Rasanya pengen nampol Nara keras-keras kalau sifat aslinya balik lagi. Namun, Gala harus berkepala dingin sekarang, karena kalau tidak, bukunya akan raib ditelan saiton Nara-nirrojim.
"Please dong Nara, Gala harus segera balik ke kelas nih," pinta Gala memelas. Ia bahkan mendekatkan dirinya ke arah Nara. Tapi gadis itu malah tambah besar kepala.
"Panggil gue kanjeng ratu dulu baru boleh balikin!" perintahnya yang bikin Gala pengen muntah kodok di muka Nara sekarang juga.
"Ck, kok gitu sih. Mana ada kanjeng ratu urakan kayak gini. Yang ada rakyatnya pada teler kalau ratunya nyeleweng!" protes Gala mengkesal.
"Ya udah kalau gak mau, gak bakalan gue kembaliin!" ancam gadis itu dengan komuk yang mirip dengan obat penambah darah. Bikin darting!
"I–iya deh," ucap Gala pada akhirnya, "Kanjeng ratu Nara yang terhormat, tolong kembalikan buku Gala sekarang juga!" titah Gala dengan ekspresi tersiksa. Nara hampir saja tertawa ngakak jika tak teringat bahwa mereka sedang kabur dari masa hukuman.
Nara mengusak rambut Gala. "Gemes banget sih. Gue kan jadi pengen cubit," ucap Nara pelan, dan sungguh, itu berefek pada jantung Gala sekarang.
"M–maksudnya nyubit apa ya," tanya Gala malu-malu meong. Ia mengaitkan tangannya dan mesem-mesem.
"Yeee, mau nyubit ginjal lo. Dih, lo salting ya!ciaaaaa, jilong deh! jijik gak ketolong!"
Mendengar ucapan tak enak didengar itu, seketika mood Gala langsung anjlok. Ia langsung menampol Nara keras-keras. Walau Nara tak merasakan kesakitan, Nara tetap esmosi.
"Yeee! ni anak satu! kalau malu ya malu aja! jangan nampol-nampol dih. Rusak nih muka! mana tuh tangan banyak bakteri jahat lagi. Ihh, sia-sia skincare ku selama ini!" omel Nara tak terima.
"Mana ada di tangan Gala yang mulus ini ada bakteri jahat! muka Nara kali yang kayak trotoar gak jadi. geradakan," balas Gala tak kalah sengit, lalu setelah itu, dia melengos pergi.
"He ketupat lembu! berhenti gak!"
"Siapa yang ketupat lembu!" Gala membalikkan badan dengan muka bersungut-sungut. "Gala mah ganteng, kayak Lee Min Ho! gak kayak Nara! kayak Roo sokan," cerca Gala dengan moncong yang sudah komat kamit. Persis seperti ibu-ibu komplek.
"Dasar Gali kuburan!" Tak terima, Nara langsung mendorong dada Gala sekuat tenaga. Namun naas, karena saat Gala terpental, ia malah menyenggol guru yang mau lewat. Dan ternyata, guru itu adalah Bu Friska!
Gala terjatuh. Dan mereka bertiga syok. Setelah beberapa detik muncul keheningan, tangisan Gala pun mulai terdengar. "Uwadoh, hiks, pinggang Gala kayaknya patah deh Bu, hiks," adunya kesakitan. Bu Friska langsung menolong Gala agar terbangun, lalu memelototi Nara tajam-tajam.
"Nara! kenapa kamu bisa sama Gala? kamu gak apa-apain Gala kan?" Bu Friska memicingkan mata penuh kecurigaan.
"Loh Bu, kok jadi curiga sama saya! saya gak ngapa-ngapain loh Bu. Dia aja nih yang ngeselin, dasar ratu drama!" protes Nara tak terima.
"Kamu ini ngeles sana ngeles sini kayak bajaj." Bu Friska beralih ke Gala yang masih terisak. "Gala, kamu habis di apain sama Nara?"
"B–buku saya di sembunyiin sama Nara, Bu. Terus Gala harus panggil kanjeng ratu dulu ke Nara kalau pengen buku nya balik ke Gala," adu nya jujur. Nara melotot. Jantungnya berdegub kencang mendengar kejujuran Gala.
Mampus. Nih anak kok kelewat jujur banget sih, batinnya ketar-ketir.
"Terus, kok bisa tadi kamu didorong?"
Gala menyeka air matanya dramatis. "Hiks, tadi kan Gala udah panggil Nara kanjeng ratu, hiks, tapi malah diketawain, terus di dorong, hiks," adunya meneruskan. Nara melotot lagi dan lagi. Kok kayak ada yang janggal ya?
"Bentar-bentar, kok lo cerita yang baik-baiknya doang sih!" protes Nara hampir mau mencakar muka Gala. "Bu, mohon maaf nih, emang yang diucapkan Gala itu bener, tapi Gala yang duluan mulai. Dia ngeselin. Mulut nya itu loh Bu, jahat banget!" ucap Nara membela diri.
Bu Friska memijat pelipisnya pelan. Pusing sekali mendengar pembelaan demi pembelaan dari dua murid super istimewa di SMA ini. Bu Friska juga gak habis pikir, bagaimana dua anak ini malah punya masalah. Mereka kan bagai langit dan bumi. Circle nya saja sudah jauh berbeda. Bertemu mereka sedang adu mulut adalah sebuah keajaiban plus musibah.
"Udah-udah, kalian sekarang ke ruang BK, Ibu bakalan panggil Bu—"
"Jangan dong Bu!" sergah mereka barengan. Bu Friska mendelik. "Loh loh loh, kalau BK saja jawabnya kompak! Duh gustiiii, pusing saya," eluh Bu Friska pusing.
"Begini saja," Bu Friska menarik tangan kanan Gala dan Nara, lalu menyatukan tangan mereka hingga berjabat tangan. "Sekarang saling minta maaf, ayo!"
Nara mencebik. Nih guru ada-ada saja. Mana tangannya di pegang erat banget, jadi gak bisa kabur. Karena tak mau berlama-lama di sini, akhirnya Nara yang memulai duluan.
"Gal, aku minta maaf, ya," ucapnya terdengar tak tulus. Gala menggeleng. "Gak mau," jawabnya ketus.
"Tuh kan, Bu! Gala emang ngeselin banget Bu!" adu Nara melepas jabat tangannya. Ia melengos dan bersendekap dada. Mode merajuk nya agak bikin mual memang.
Bu Friska menggeleng pusing. "Gala, murid ku yang paling ganteng, gak boleh gitu ih. Kita sebagai manusia harus saling memaafkan dan mengasihi. Jadi, ayo, maaf-maafan ya," ujar Bu Friska memberi wejangan anak TK. Iya, Gala kan sifatnya kayak anak TK banget.
"Hiks, iya deh Bu." Gala mengangguk tenang. "Nara, walaupun kamu udah bikin jengkel Gala, njegal Gala, dorong Gala, mengusik kehidupan Gala, Gala bakalan tetep maafin Nara kok," ucapnya yang malah bikin Nara kepanasan.
"Eh, kok gitu si—"
"Sttt!" Bu Friska menempelkan telunjuknya di bibir Nara agar gadis itu tak protes.
"Nah gini kan adem lihatnya." Bu Friska mengulas senyum. Nara mendengus pasrah. "Ya sudah Bu, saya balik dulu ya. Permisi—"
"Eh, eh, eh!" Gala menghadang jalan Nara. Sambil memasang muka kesal, Gala berujar, "Balikin dulu buku Gala!"
[Childish Boy]
[Iwawiwai Note's]
Duh aku kalau jadi Bu Friska udah milih kabur aja deh kayaknya. Capek hati capek pikiran😭
![](https://img.wattpad.com/cover/266668250-288-k56272.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Boy: Love Hate
Teen Fiction"Nara I Love You, Gala cayang Nara!" "Najis." "Ish, hiks, Nara jahat gak mau sayang sama Gala." "Udah jangan nangis. Love you too." ❤❤❤❤❤❤❤❤ Lugu tapi sok keras adalah sifat Gala. Cowok childish yang berpenampilan aneh nan mewah. Selain lugu dan me...