George dan duplikatnya.

836 82 6
                                    

Rumah megah dengan gaya classic scandinavian yang interiornya seperti istana arab, keamanan yang terjaga dan supermarket mini di dalamnya. Siapa yang tak ingin rumah itu? siapa yang tak betah?

Gala. Dia adalah salah satu anak orng kaya yang tak betah bergelimang harta. Gala kecil hanya butuh Mama. Tapi Gala besar kehilangan Mamanya. Rumah menjadi tempat misterius dan angker karena hanya diisi satu majikan manja beserta para pengasuh dan ART.

Dulu, Gala mengharap Onad dan Papa bisa bersatu di rumah ini. Namun sekarang, cowok itu malah berharap George ataupun Onad tak mengganggunya. Lebih baik sendirian di rumah ketimbang berbicara dengan orang biadab, yang sayangnya adalah Papa Gala sendiri.

Akan tetapi, sepertinya Gala harus menahan emosi hari ini. Saat ia membuka pintu tengah rumah, terlihat sang papa bermanja dengan wanita cantik yang mungkin ia dapatkan di tempat karaoke. Gadis itu bukan mantan pacar Kakaknya. Gala tersenyum miris, sepertinya gadis itu sudah dibuang oleh sang Papa. Semoga saja Onad tak memungut gadis sampah itu. Gadis murahan tak cocok untuk calon pemimpin perusahaan.

Gala berusaha tak peduli dengan kelakuan bejat sang ayah. Namun saat ia sudah berhasil melewati dua orang itu, dan hendak menaiki tangga, George bersuara, "Tidak sopan sekali kamu hingga melewati seseorang yang lebih tua tanpa permisi."

Gak sopan gundulmu!

"Pa, aku capek. Papa lanjutin aja kegiatan Papa sama pelacur itu," jawab Gala tanpa menoleh. Gadis yang merasa dirinya terhina langsung merapikan bajunya yang berantakan. Sementara George langsung tertawa. Dia memang gila.

"Pergi ke kamar dan jangan pernah kunci pintunya. Papa mau bicara sama kamu."

Gala hanya bisa menelan ludah jika George sudah menyebut dirinya sendiri dengan sebutan Papa. Panggilan yang menandakan bahwa pembicaraan yang akan dilewati Gala sangatlah menyeramkan dan menekan Gala sampai mental sang anak hancur.

Semoga saja, gadis pelacur itu bisa menyedot aura negatif sang papa dengan mulutnya. Ya, semoga saja, pikir Gala yang sudah kalang kabut.

Childish Boy

"Papa sudah lama tak melihatmu. Ternyata, kau masih begini-begini saja, ya. Prestasi tidak ada, setiap hari hanya menghabiskan uang di ATM, dan kemarin kamu malah buat ulah dengan memacari gadis miskin!"

Gala mengepalkan tangannya saat mendengar kalimat terakhir yang terlontarkan dari mulut George. Gala sungguh tak masalah jika dia yang dihina, tapi jika Nara ikut terseret, dia marah. "Pa, apa hak Papa mengatur Gala! Gala juga butuh kebebasan. Papa saja bisa bebas, kenapa Gala tidak!"

Tuan George terkikik seram. Lalu, tangan kekarnya melayangkan tamparan yang sangat keras ke arah Gala hingga si anak terbanting ke kasur. Pipi Gala langsung membiru. Dan ada darah yang keluar karena terkena cincin gerigi milik Papa.

"Sudah bisa melawan kamu ya, anak bodoh!" George dengan tega menjambak Gala yang sudah menangis. "Denger ya. Selama kamu masih hidup dengan uangku. Selama kamu masih mengaliri darah warisanku. Kamu tidak berhak melawanku. Aku ini orang tuamu!" teriaknya menakutkan.

"Pa ... sakit, Pa!" isak Gala sembari memegangi tangan sang Papa. Namun bukannya dilepaskan, George malah menyeret Gala ke dalam kamar mandi dan menyiksa Gala disana.

"Nara. Sudah berapa kali saya peringati ke kamu, jangan pernah dekat-dekat dengan anak itu. Ternyata kamu cukup berani dengan Papamu ini, ya!"teriak George sembari memukuli Gala dengan gagang shower. Gala hanya bisa membisu. Darah sudah keluar berceceran. Dia kehilangan tenaganya untuk menangis dan berteriak memohon ampun.

Childish Boy: Love HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang